JAKARTA - Penguasaan penyeberangan perbatasan utama dengan Mesir yang menyebabkan tertutupnya jalur bantuan yang penting, dikatakan otoritas Palestina sebagai hukuman mati terhadap penduduk Jalur Gaza.
Israel Defense Forces (IDF) mengatakan pada Hari Selasa, mereka telah mengambil alih kendali operasional Penyeberangan Rafah di bagian selatan Gaza, yang berbatasan dengan Mesir dan berperan penting dalam pengiriman bantuan dan keluarnya orang-orang yang terluka dalam perang Gaza.
Militer Israel melanjutkan, pasukannya memindai daerah tersebut pada pagi hari setelah melancarkan operasi darat dan udara di bagian timur Rafah pada Senin malam.
"Pendudukan Israel telah menjatuhkan hukuman mati kepada penduduk Jalur Gaza," kata Hisham Edwan, juru bicara Otoritas Penyeberangan Perbatasan Gaza, dilansir dari Reuters 8 Mei.
Penguasaan perbatasan Rafah terjadi meski pun ada seruan selama berminggu-minggu dari Amerika Serikat, pemerintah lain dan badan-badan internasional agar Israel menunda serangan besar-besaran di wilayah Rafah, yang menurut Israel merupakan benteng terakhir pejuang Hamas namun juga tempat perlindungan. lebih dari satu juta warga sipil Palestina yang mengungsi.
Rekaman tentara Israel menunjukkan tank-tank bergerak melewati kompleks penyeberangan Rafah dan bendera Israel dikibarkan di sisi Gaza.
Sementara itu, kelompok militan Hamas menuduh Israel berusaha melemahkan upaya untuk mencapai gencatan senjata dalam perang yang telah berlangsung selama tujuh bulan, menghancurkan Gaza dan menyebabkan ratusan ribu penduduknya kehilangan tempat tinggal dan kelaparan.
BACA JUGA:
Terpisah, PBB dan badan-badan bantuan internasional lainnya mengatakan penutupan dua penyeberangan ke Gaza selatan, Rafah dan Kerem Shalom yang dikuasai Israel, sebenarnya telah memutus wilayah kantong tersebut dari bantuan luar dan sangat sedikit toko yang tersedia di dalamnya.
Sementara itu, sumber Bulan Sabit Merah di Mesir mengatakan pengiriman bantuan telah dihentikan sepenuhnya.