Bagikan:

JAKARTA - Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva meminta Kongres pada Hari Senin untuk menetapkan keadaan darurat nasional, menyusul hujan lebat yang telah menewaskan sedikitnya 85 orang di Negara Bagian Rio Grande do Sul.

Banjir telah menghancurkan jalan dan jembatan di beberapa kota yang memicu tanah longsor dan meninggalkan jalur kehancuran.

Lebih dari 130 orang masih hilang setelah banjir yang melanda lebih dari dua pertiga dari hampir 500 kota di negara bagian tersebut, menyebabkan sekitar 150.000 orang mengungsi, kata otoritas pertahanan sipil Negara Bagian Rio Grande do Sul.

"Kami belum memiliki perkiraan tentang apa yang akan diperlukan," kata Menteri Perencanaan Simone Tebet, melansir Reuters 7 Mei.

"Hanya setelah air surut, kita akan melihat seberapa besar kerusakan yang terjadi di negara bagian ini," tambahnya.

Langkah Presiden Lula meminta Kongres untuk mendeklarasikan bencana publik di negara bagian tersebut, akan mengesahkan pengeluaran ekstra pemerintah tanpa harus mematuhi batas pengeluaran yang ditetapkan oleh aturan fiskal yang disetujui tahun lalu.

Pengeluaran dan keringanan pajak yang terkait dengan pemulihan negara juga tidak akan dihitung dalam hasil fiskal pemerintah di bawah langkah tersebut.

Gubernur Rio Grande do Sul, Eduardo Leite menekankan, jumlah korban tewas masih dapat meningkat secara substansial seiring dengan semakin banyaknya petugas penyelamat yang mendapatkan akses ke lebih banyak wilayah.

Sementara itu, salah satu warga kota kecil Canoas, Flavio Rosa (72) mengatakan, ini adalah pertama kalinya ia melihat kerusakan sebesar ini di Rio Grande do Sul yang disebabkan oleh hujan, yang merupakan kejadian tahunan yang biasa terjadi di bagian Brasil ini.

"Saya pernah melihat banjir lain, tapi tidak ada yang seperti ini," kata Rosa.

Kondisi cuaca membaik pada Hari Senin, tetapi hujan diperkirakan akan kembali turun dengan volume yang lebih rendah minggu ini dan dapat meningkat lagi antara tanggal 10 dan 15 Mei, menurut prakiraan cuaca lokal MetSul Meteorologia.

"Skenario hidrologi dan meteorologi sama sekali tidak menguntungkan dalam jangka pendek dan menengah," katanya.

"Meskipun ada perbaikan di beberapa bagian negara bagian, beberapa daerah akan tetap berada dalam kondisi yang parah untuk waktu yang sangat lama," lanjutnya.

Akibat peristiwa ini, sektor bisnis sangat terpukul. Asosiasi pengepak daging ABPA mengatakan 10 pabrik daging babi atau unggas telah dihentikan sepenuhnya atau sebagian.

Sedangkan regulator minyak ANP untuk sementara waktu menurunkan mandat untuk campuran bahan bakar nabati ke dalam bensin dan solar di negara bagian tersebut, karena pasokan etanol dan biodiesel lokal terpengaruh.

Sektor transportasi juga terpengaruh, dengan Bandara Internasional Salgado Filho di ibukota negara bagian Porto Alegre, salah satu bandara tersibuk di Brasil, ditangguhkan operasinya tanpa batas waktu, kata operator Fraport.

Adapun operator kereta Rumo mengatakan layanan kereta di negara bagian tersebut sebagian terganggu karena cuaca ekstrim dan kerusakan aset "masih diukur dengan tepat."