Bagikan:

JAKARTA - Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Richard Nainggolan mengatakan penuntasan masalah narkoba di Sumatera Utara (Sumut) akan juga menuntaskan masalah narkoba di Indonesia.

Dia mengatakan, Sumut merupakan daerah yang menduduki peringkat pertama jumlah penyalahguna narkoba di Indonesia. Dalam paparannya ada sekitar 1,5 juta orang di Sumut yang terlibat penyalahgunaan narkoba berdasarkan data tahun 2019.

"Dari Sumatera Utara ini kita tuntaskan masalah narkoba, tentu kita bisa menuntaskan juga masalah narkoba di Indonesia," kata Richard dalam Workshop Indonesia Bersinar di Medan, Sumut, yang dipantau dari Jakarta, Selasa 23 April, disitat Antara.

Dengan jumlah tersebut, menurutnya sepertiga penyalahguna narkoba di Indonesia berasal dari Sumut. Namun secara keseluruhan, menurutnya angka prevalensi penyalahguna narkoba di Indonesia masih berada di angka 1,73 persen.

"Masih di bawah angka prevalensi dunia, tetapi angka penyalahguna narkoba di Indonesia ini sudah cukup memprihatinkan," katanya.

Dia mengatakan, permasalahan narkoba itu tidak lepas dari hukum pasar yang berkaitan pasokan dan permintaan. Maka menurutnya pebisnis narkoba akan tetap berusaha untuk mempertahankan pasarnya atau konsumen.

Menurutnya Presiden Joko Widodo pun telah menyatakan pada tahun 2015 bahwa Indonesia darurat narkoba. Menurutnya narkoba termasuk merupakan kejahatan luar biasa, selain korupsi dan terorisme.

"Beliau juga memberikan semangat kepada kita untuk terus memerangi masalah narkoba ini, karena narkoba juga tentunya untuk menyelamatkan warga masyarakat," katanya.

Untuk itu, menurutnya seluruh pihak perlu mendukung penguatan ketahanan wilayah melalui program Desa Bersih Narkoba (Bersinar) yang telah dijalankan BNN. Karena selain penguatan diri masing-masing, menurutnya penguatan wilayah pun perlu dilakukan.

Menurutnya di Indonesia ini pemerintahan terkecil merupakan pemerintahan desa dan kelurahan. Sehingga jika dimulai dari wilayah terkecil, maka menurutnya pemberantasan narkoba bisa menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.

"Terhadap desa yang rawan, kita lakukan upaya-upaya untuk menjadikan desa itu tidak rawan dengan menjadikan ikon. Desa yang tidak rawan kita jaga terus supaya menjadi tetap aman," tandasnya.