Bagikan:

JAKARTA - Mayor Jenderal Aharon Haliva memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala interlijen Israel Defense Forces (IDF), setelah menilai divisi yang dipimpinnya gagal menjalankan tugas sehingga Hamas mampu melancarkan serangan ke wilayah negara itu, mengatakan itu selalu menghantuinya, kata IDF Hari Senin.

Mayjen Haliva merupakan salah satu dari sejumlah komandan senior militer Israel yang mengatakan mereka gagal memperkirakan dan mencegah serangan 7 Oktober 2023, serangan paling mematikan dalam sejarah Israel.

"Divisi intelijen di bawah komando saya gagal menjalankan tugas yang dipercayakan kepada kami," katanya dalam surat pengunduran diri yang dikeluarkan oleh IDF, melansir Reuters 22 April.

"Sejak saat itu, saya selalu membawa hari kelam itu bersama saya," lanjutnya.

Kendati demikian, Mayjen Haliva akan tetap menjabat sampai penggantinya ditunjuk. Media dan komentator Israel memperkirakan pengunduran diri lebih lanjut setelah kampanye militer utama di Gaza selesai.

Sebelumnya, pengunduran diri Mayjen Haliva ini diberitakan sudah dikoordinasikan dengan Kepala Staf Umum IDF Letjen Herzi Halevi.

"Dengan berkoordinasi dengan Kepala Staf Umum (Herzi Halevi), Kepala Direktorat Intelijen MG Aharon Haliva telah meminta untuk diberhentikan dari jabatannya, menyusul tanggung jawab kepemimpinannya sebagai Kepala Direktorat Intelijen atas peristiwa 7 Oktober," unggah IDF di media sosial X.

Diketahui, serangan tanggal 7 Oktober sangat mencoreng reputasi militer dan badan intelijen Israel, yang sebelumnya dianggap tidak terkalahkan oleh kelompok bersenjata Palestina seperti Hamas.

Sekitar 1.200 warga Israel dan orang asing tewas dalam serangan itu, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, dan sekitar 250 orang ditawan di Gaza, di mana 133 orang masih disandera, menurut penghitungan Israel.

Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi dan Kepala Badan Intelijen Dalam Negeri Shin Bet Ronen Bar, menerima tanggung jawab setelah serangan tersebut, namun tetap bertahan sementara perang di Gaza terus berlanjut.

Menanggapi serangan tersebut, Israel melancarkan serangan terhadap Gaza di mana perang hingga saat ini sudah berlangsung selama 199 hari.

Kementerian Kesehatan di Gaza pada Hari Senin mengumumkan, jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel di wilayah tersebut telah mencapai 34.151 jiwa sementara korban luka-luka mencapai 77.084 orang.