Bagikan:

JAKARTA - Eksploitasi alam yang berlebihan telah menempatkan manusia pada ancaman kematian, berupa kiamat ekologis, kata Ketum PGI Pdt Gomar Gultom.

Hal itu dia katakan dalam Ibadah Raya II Festival Sungai Sa’dan Gereja Toraja, dalam rangka 77 tahun Gereja Toraja, di Rantepao, Toraja, Sulawesi Selatan, Sabtu 13 April lalu seperti dikutip dari laman resmi PGI.

Pdt. Gomar menuturkan, dalam tradisi gereja, perayaan ulang tahun seperti ini, atau biasa disebut Jubileum, pada hakekatnya merupakan suatu momentum untuk memberlakukan tibanya Tahun Rahmat Tuhan, yakni pembebasan dari kemiskinan, bebas dari penyakit dan bebas dari berbagai belenggu penderitaan lainnya.

Tahun rahmat itu, kata dia, tidak hanya diberlakukan kepada warga gereja kita, bahkan tidak hanya kepada umat manusia saja, melainkan juga pembebasan bagi alam semesta, kepada air, tanah dan udara, kepada tumbuhan dan hewan, pokoknya tahun pembebasan bagi alam semesta dan seluruh isinya.

“Maka Festival Sungai Sa’dan yang dirangkaikan pada momen jubileum ini, bagi saya sangatlah tepat, di tengah kondisi alam kita yang makin memprihatinkan,” tandasnya.

Menurut Pdt. Gomar, meningkatnya polusi udara dan air, meningkatnya kualitas dan jumlah jenis penyakit, dan perebutan sumber daya alam; semuanya turut mengurangi kualitas hidup kita, yang pada gilirannya makin mendekatkan kita pada kiamat ekologis tersebut.

Tidak dapat dipungkiri, lanjut dia, pemanfaatan dan eksploitasi sumber daya alam yang terus meningkat telah menyebabkan kualitas lingkungan hidup semakin menurun.

“Kita telah memaksa alam melebihi batas yang ditetapkan oleh Allah ketika menciptakannya. Dan tentu, yang mengalami akibat langsungnya adalah kita sendiri berupa ragam bentuk bencana alam seperti banjir dan kekeringan yang silih berganti,” tegasnya.

Dia katakan, kitalah sumber semua masalah ini. Ganti memelihara bumi ciptaan Allah yang dianugerahkan untuk kita usahakan dan pelihara, kita malah menggerus dan menggerus terus. Kerakusan dan ketidak-perdulian telah memerangkap manusia ke arah kehancuran alam dan peradaban.