JAKARTA - Gedung Putih memperingatkan Iran untuk tidak menggunakan serangan udara mematikan terhadap konsulat Negeri Para Mullah di Suriah sebagai pembenaran untuk eskalasi regional lebih lanjut.
Juru bicara Karine Jean-Pierre menegaskan kembali Washington memberi tahu Iran mereka "tidak terlibat dalam serangan" di Damaskus.
"Dan kami memperingatkan Iran agar tidak menggunakan serangan ini sebagai dalih untuk melakukan eskalasi lebih jauh di kawasan, atau menyerang fasilitas atau personel AS," kata Karine Jean-Pierre dilansir ANTARA, Jumat, 12 April.
"Saya akan sangat berhati-hati untuk tidak berbicara lebih jauh dari itu. Namun, kami sudah sangat jelas," tambahnya.
Dia menolak mengatakan apakah Iran telah menanggapi komunikasi AS tersebut.
BACA JUGA:
Israel berada dalam kewaspadaan tinggi di tengah kekhawatiran kemungkinan pembalasan Iran terhadap sasaran-sasaran Israel di tengah ancaman publik dari Teheran bahwa serangan udara pada 1 April "tidak akan luput dari hukuman."
Tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran, termasuk dua jenderal penting, tewas dalam serangan tersebut.
Iran menuduh Israel melakukan serangan itu dan berjanji akan membalasnya. Namun, Israel belum secara resmi mengakui bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Eskalasi tersebut terjadi ketika Israel terus melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas pada awal Oktober oleh Hamas, yang menewaskan kurang dari 1.200 orang.
Lebih dari 33.100 warga Palestina tewas di Gaza, dan lebih dari 75.800 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.