JAKARTA - Militer Israel Menangguhkan cuti untuk semua unit tempurnya pada Hari Kamis, demikian dikatakan dalam sebuah pernyataan, di tengah kekhawatiran akan kemungkinan eskalasi kekerasan setelah pembunuhan para jenderal Iran di Damaskus minggu ini yang menuai ancaman pembalasan.
"Sesuai dengan penilaian situasi, telah diputuskan cuti akan ditangguhkan sementara untuk semua unit tempur IDF (Israel Defense Forces). IDF sedang berperang dan pengerahan pasukan berada di bawah penilaian terus menerus sesuai dengan kebutuhan," kata militer dalam sebuah pernyataan, melansir CNN 4 April.
Mengutip The Times of Israel, langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya kewaspadaan di Israel atas kemungkinan respons Iran terhadap dugaan pembunuhan oleh Israel terhadap dua komandan tertinggi IRGC bersama dengan lima perwira IRGC lainnya di Suriah.
Tadi malam, IDF mengatakan mereka meningkatkan pertahanan udara dan memanggil pasukan cadangan, setelah melakukan penilaian.
Iran dan Suriah menuduh Israel mengebom kompleks kedutaan besarnya di Suriah pada Hari Senin, yang menewaskan sedikitnya tujuh pejabat militer Teheran, termasuk Brigjen Mohammed Reza Zahedi, seorang pejabat tinggi di Garda Revolusi Iran (IRGC) serta komandan senior Mohammad Hadi Haji Rahimi.
Presiden Ebrahim Raisi mengatakan pada Hari Selasa, Iran akan membalas serangan udara tersebut.
BACA JUGA:
Di sisi lain, militer Israel mengatakan kepada CNN bahwa mereka tidak mengomentari laporan asing, namun juru bicara militer mengatakan, Israel yakin target yang diserang adalah "bangunan militer pasukan Quds," sebuah unit Korps Garda Revolusi Islam yang bertanggung jawab atas operasi luar negeri.
"Saya ulangi, ini bukan konsulat dan ini bukan kedutaan. Ini adalah gedung militer pasukan Quds yang menyamar sebagai gedung sipil di Damaskus," kata Laksamana Muda Daniel Hagari.