Bagikan:

JAKARTA - Seakan memiliki firasat, Angel (19) salah satu pengunjuk rasa anti kudeta militer selalu membawa tulisan yang dibungkus dengan plastik anti air dengan isi pesan mengharukan, beserta informasi golongan darahnya. 

"Jika saya terluka dan tidak dapat kembali ke kondisi yang baik, tolong jangan selamatkan saya. Saya akan memberikan bagian kiri tubuh saya yang berguna kepada seseorang yang membutuhkan saya," tulisnya.

Dan, Rabu 3 Maret kemarin, juara Taekwondo dan penari ini tewas ditembak militer Myanmar. Angel yang dikenal dengan nama Kyal Sin tewas tertembak di kepala, saat mengikuti unjuk rasa tolak kudeta militer di Mandalay.

Terlihat dalam fotonya saat protes, kalimat dari T-shirt Angel dengan cepat menjadi viral di media sosial. 'Semuanya akan baik-baik saja'. Slogan yang semakin membakar semangat pengunjuk rasa pada hari-hari mendatang. 

Seorang juru bicara junta militer Myanmar tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari pembunuhan tersebut, melansir Reuters.

Myat Thu, yang bersamanya saat protes, mengenang Angel sebagai pemberani. Ia menendang pipa air hingga terbuka,  agar pengunjuk rasa bisa mencuci mata, menghilangkan perih akibat gas air mata. Ia juga dengan berani melempar kembali gas air mata ke arah aprat keamanan. 

“Ketika polisi melepaskan tembakan, dia mengatakan kepada saya 'Duduk! Duduk! Peluru akan menghantammu. Anda terlihat seperti berada di atas panggung,' "kenang Myat Thu.

"Dia merawat dan melindungi orang lain sebagai seorang kawan," imbuhnya.

Myat Thu mengatakan, dia dan Angel termasuk di antara ratusan orang yang berkumpul dengan damai di kota kedua Myanmar, untuk mengecam kudeta dan menyerukan pembebasan pemimpin yang ditahan Aung San Suu Kyi.

Sebelum serangan polisi, Angel dapat didengar di video berteriak, "Kami tidak akan lari" dan "darah tidak boleh ditumpahkan".

Polisi pertama memukul mereka dengan gas air mata, kata Myat Thu. Kemudian peluru datang. Gambar yang diambil sebelum dia dibunuh menunjukkan Angel berbaring untuk berlindung di samping spanduk protes, dengan kepala sedikit terangkat.

"Semua orang berpencar. Baru kemudian saya mendapat pesan, seorang gadis telah meninggal. Saya tidak tahu bahwa itu dia, tetapi gambar segera muncul di Facebook yang menunjukkan dia berbaring di samping korban lain,” kata Myat Thu.

Myat Thu mengenal Angel di kelas taekwondo. Dia adalah seorang ahli seni bela diri serta penari di DA-Star Dance Club Mandalay.

Dia juga berbagi kebanggaan dalam memberikan suara untuk pertama kalinya pada 8 November, mengunggah foto dirinya sedang mencium jarinya, diwarnai ungu untuk menunjukkan bahwa dia telah memilih.

“Suara pertama saya, dari lubuk hati saya. Saya melakukan tugas saya untuk negara saya,” unggahnya dengan enam ikon love. 

Pada hari kudeta, Angel bercanda di Facebook bahwa dia tidak tahu apa yang terjadi saat internet terputus. Pada hari-hari berikutnya, dia turun ke jalan bersama pengunjuk rasa, mengibarkan bendera merah Liga Nasional untuk Demokrasi, menolak rezim militer dan menuntut pembebasan Pemimpin Nasional Myanmar Aung San Suu Kyi

Sejak itu, Ia selalu turun ke jalan menentang kudeta militer Myanmar bersama-sama warga sipil lainnya, hingga Ia tewas tertembak kemarin.