Bagikan:

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah menggunakan instrumen Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Funds (SWF) sebagai salah satu wadah kolaborasi melanjutkan pembangunan di dalam negeri dalam bentuk ekuitas. 

Sri menjelaskan hadirnya instrumen yang dinamakan Indonesia Investment Authority (INA) diyakini akan mampu mengurangi eksposur utang pemerintah. 

"Dibentuknya lembaga pengelola investasi atau Indonesia investment authority. Ini adalah salah satu upaya kita untuk terus meningkatkan daya tarik ekonomi Indonesia termasuk memberikan pilihan kepada para investor untuk berinvestasi di Indonesia," katanya, dalam acara webinar, Rabu, 3 Maret. 

Sri Mulyani menjelaskan LPI merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan daya tarik ekonomi Indonesia, serta untuk memberikan pilihan kepada investor untuk berinvestasi di Indonesia. 

Tak hanya itu, Sri Mulyani mengatakan lembaga investasi tersebut juga akan membantu meringankan APBN yang memiliki keterbatasan. Pada tahun ini dan pada 2020 lalu, APBN harus menjadi instrumen utama untuk menggerakkan perekonomian dari dampak pandemi COVID-19. 

"APBN masih menjadi instrumen kebijakan yang sangat menentukan berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional," katanya. 

Dia mengatakan kebutuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia masih sangat besar. Misalnya saja untuk pembangunan jalan raya, listrik, jalan tol, pelabuhan, bandara, air bersih dan sanitasi, hingga di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi.