Ungkap Alasan Gaduh Usai Pemilu, Marzuki Alie Minta Para Tokoh Nasional Gunakan Akal Sehat
Ketua Dewan Pembina APTISI Marzuki Alie mengungkap beragam problem yang dihadapi PTS. (Foto: Irfan Medianto, DI: Raga VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Narasi dan diksi yang dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif (TSM) telah mendegradasi legitimasi. Itulah yang dilakukan pendukung paslon tertentu dan ini ditunggangi oleh tokoh-tokoh yang mau berkuasa tapi tidak mau berjuang lewat parpol. Minta didukung menjadi presiden tapi tidak mau berkeringat membangun partai.

Demikian hal ini disampaikan Ketua DPR ke-15, Marzuki Alie kepada VOI melalui pesan yang diterima, Rabu, 28 Februari.

Menurut Marzuki Alie, sosok Prabowo merupakan contoh yang patut ditiru dalam menegakkan demokrasi. Marzuki menjelaskan dengan menuturkan langkah-langkah yang diambil Prabowo Subianto dimulai dari mendirikan partai politik dan mau berkeringat serta berkorban dalam membesarkan partai yang didirikannya.

"Prabowo menjadi contoh bagaimana menegakkan demokrasi, beliau mendirikan parpol, berkeringat dan bekorban membesarkan partainya, untuk mendapatkan kepercayaan dan amanah dari rakyat. Itulah praktek demokrasi yang sebenarnya, bukan menunggangi kegaduhan hanya untuk berkuasa," kata Marzuki Alie.

Kegaduhan usai pencoblosan saat ini dinilai disebabkan beberapa kelompok yang mendukung pasangan calon tertentu yang tidak mau menerima kekalahan dan kenyataan. Marzuki juga memetakan akar masalah dari kegaduhan di Pemilu 2024 ini terbagi menjadi tiga bagian yakni kalah di survei, tidak mengakui exit poll dan menolak perhitungan cepat (quick count) yang berasal dari sample C1 yang menunjukkan pasangan Prabowo-Gibran telah menang dalam satu putaran.

"Kalah di survei, dibilang survei bayaran. Padahal itu dari mayoritas lembaga survei, termasuk Indikator politik, Burhanuddin Muchtadi yang secara terang menjelaskan fenomena opini publik. Selanjutnya SMRC Saiful Muzani yang setahu saya sangat anti dengan Prabowo, sempat berucap, bagaimana pencalonan Prabowo-Gibran bisa dibatalkan, karena hasil surveinya yang terus meningkat," kata Marzuki Alie.

"Exit pool, hasil wawancara, dari pemilih yang keluar dari TPS, walaupun masih ada pemilih yang tidak mau terbuka, tidak berterus terang karena sistem pemilu kita yang rahasia, tapi semakin mempersempit jumlah yang ragu2 untuk memilih, menunjukkan paslon 02 menang sekali putaran. ⁠kemudian Quick count dari sample data C1, menyatakan paslon 02 menang sekali putaran," jelasnya.

Mantan politisi asal Partai Demokrat ini justru mempertanyakan apa alasan dari para tokoh-tokoh yang bersebrangan dengan Prabowo-Gibran, yang menyebutkan angka dari perhitungan cepat merupakan bagian rekayasa.

"Dalam quick count, sudah tidak ada lagi yang belum menetapkan pilihannya, juga margin of error semakin kecil. Baik exit pool maupun quick count dibilang oleh pendukung paslon tsb angka2 yang direkayasa, pdhal SMRC saiful muzani mendeclare angka yang hampir sama dengan Lembaga Survey lainnya, termasuk charta politica pendukung paslon 03," katanya.

Marzuki mengingatkan para tokoh yang berseberangan dengan paslon 02 untuk tidak terlalu menuhankan ambisi dengan secara berlebihan. Dia menambahkan sebaiknya menggunakan akal dan pikiran lurus bukan ambisi kekuasaan semata.

"Ilmu statistika yang banyak dipakai oleh polster secara global diabaikan, dibutakan oleh ambisi kekuasaan yang berlebihan. Mereka mengaku katanya kelompok orang paling cerdas, terdidik, harusnya bisa dipelajari bagaimana survei itu dilakukan, termasuk exit poll dan quick count,"tandasnya.