Bagikan:

JAKARTA - Presiden Vladimir Putin mengatakan pada Hari Jumat, 95 persen kekuatan nuklir strategis Rusia telah dimodernisasi, dengan Angkatan Udara negara itu baru saja menerima pengiriman bomber berkemampuan nuklir supersonik baru dan Angkatan Udara baru saja menerima pengiriman empat pesawat pembom berkemampuan nuklir supersonik baru.

Itu disampaikan Presiden Putin dalam rekaman pidato pada peringatan Hari Pembela Tanah Air tahunan Rusia, yang merayakan angkatan bersenjata, sehari setelah ia terbang dengan pesawat pembom strategis berkemampuan nuklir Tu-160M yang dimodernisasi.

Presiden Putin mengatakan, triad nuklir Rusia – kemampuan nuklir strategis darat, laut dan udara – mutakhir, terus dimodernisasi, dan dalam kondisi baik.

"Dengan menggabungkan pengalaman tempur kami yang sebenarnya, kami akan terus memperkuat Angkatan Bersenjata dengan segala cara yang memungkinkan, termasuk upaya memperlengkapi kembali dan modernisasi," jelasnya, melansir Reuters 23 Februari.

"Saat ini, sebaran senjata dan peralatan modern dalam kekuatan nuklir strategis telah mencapai 95 persen, sedangkan komponen angkatan laut dalam ‘triad nuklir’ hampir mencapai 100 persen," tambahnya.

Lebih jauh Presiden Putin mengatakan, Rusia telah memulai produksi serial rudal hipersonik Zirkon baru, dengan sistem serang tengah diuji, tanpa menyebutkan secara spesifik.

Diketahui, kapal selam strategis baru telah ditambahkan ke angkatan laut Rusia, sementara empat pesawat pembom berkemampuan nuklir Tu-160M dari jenis yang dinaikinya pada Hari Kamis baru saja dikirim ke angkatan bersenjata.

"Selanjutnya adalah pengembangan dan produksi serial model-model yang menjanjikan, pengenalan teknologi kecerdasan buatan di bidang militer," terang Presiden Putin.

Diketahui Presiden Putin sering mengatakan senjata canggih generasi terbaru Rusia tidak tertandingi oleh pesaingnya. Namun, beberapa sistem barunya mengalami penundaan dalam pengujian dan penerapannya.

Bulan lalu, kepala perusahaan yang membuat rudal hipersonik Zirkon seperti dikutip oleh media pemerintah mengatakan, proses produksinya "bukanlah prosedur yang cepat" dan akan melibatkan “sejumlah pengujian”.