Bagikan:

TANGERANG – Reyna Mulyana, seorang kakek yang melaporkan seorang siswa TK di salah satu sekolah internasional di BSD Serpong Tangerang Selatan (Tangsel), atas tindak kekerasan yang dialami cucunya. Laporan yang dibuat Reyna tujuannya bukan untuk mempidanakan seorang anak kecil, melainkan untuk menyadarkan pihak sekolah untuk tanggap masalah.

“Ya sebetulnya (laporan) bukan kepada anak. Itu kepada pihak sekolahan. Karena bagaimana pun juga pihaknya harus profesional. Nah saya kecewa sekali dengan pihak sekolah,” kata Reyna Mulyana saat ditemui di Polres Tangerang Selatan, baru-baru ini.

Reyna menganggap apa yang menimpa cucunya di sekolah tersebut bukan hal yang sepele. Sebab, menurut Reyna, cucunya mengalami trauma berat hingga tak ingin masuk sekolah akibat kekerasan yang dialaminya.

“Trauma berat. Kalau mau diajak ke sekolah itu dirayu dulu. Dibeliin mobil-mobilan terus nanti dibeliin mainan. Beli roti, terus nanti kalau sampai ke sekolah tidak mau turun setelah diantar,” cerita Reyna.

Karena itu, dengan dibuat laporan, pihak sekolah bersedia mengambil sikap bijak. Terlebih, agar tidak terulang kejadian serupa.

“Supaya dia merasa nyaman sekolah nyaman. Karena kita bayarnya tidak murah di sekolah ini. Semuanya kita minta dilayani. Samalah ya jangan ada berpihak ke sini atau berpihak ke sana,” tutupnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Reyna Mulyana datang ke Polres Tangsel untuk melaporkan aksi perundungan yang dilakukan teman cucunya di sekolah. Korban mengalami kekerasan fisik berulang kali hingga tak ingin kembali ke sekolah.

Menurut pengakuan Reyna, masalah itu sudah dibicarakan ke pihak sekolah. Namun tidak ada solusi atas keluhannya tersebut.

“Iya dibiarin aja. Mereka tidak menanggapinya dengan serius,” kata Reyna kepada wartawan di Jumat, 23 Februari.

Reyna berpendapat, seharusnya pihak sekolah membina terlapor atau dipindahkan ke kelas berbeda dan diberikan nasehat untuk tidak mengulang kejadian perundungan.

Terlapor berinisial EAI, seorang pelajar TK Internasional disebut telah melakukan kekerasan berulang kali hingga membuat korban inisial J (4), merasa takut dan tidak ingin datang ke sekolah.

Laporan yang dibuat Rena Mulyana diterima oleh Polres Tangerang Selatan dengan nomor TBL/B/429/11/2024/SPKT/POLRES TANGERANG SELATAN/POLDA METRO JAYA, Rabu, 21 Februari 2024, sekira pukul 12.15 WIB.

“Iya benar telah dilaporkan. Ini sudah berjalan sejak 2023 terkahir. Puncaknya pemukulan dengan benda tumpul, yaitu botol air minum pada 10 Januari 2024,” ucapnya.

Tim VOI mencoba mengkonfirmasi ke pihak sekolah dan kepolisian. Namun hingga berita ini ditayangkan pihak bersangkutan belum memberikan keterangan.