Bagikan:

JAKARTA - Yulia Navalnaya, istri mendiang pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, mengatakan pada Hari Senin, dia akan melanjutkan perjuangan suaminya untuk kebebasan Rusia, meminta para pendukungnya untuk melawan Presiden Vladimir Putin dengan kemarahan yang lebih besar dari sebelumnya.

Dalam pesan video berdurasi sembilan menit yang dipenuhi kemarahan, Navalnaya (47) mengatakan Presiden Vladimir Putin telah membunuh suaminya. Dia mengatakan satu-satunya jawaban atas kejahatan tersebut adalah melanjutkan perjuangan mendiang suaminya demi Rusia yang bebas dan sejahtera. Orang-orang Rusia, katanya, ingin hidup berbeda, meski harapannya kecil.

"Saya ingin hidup di Rusia yang bebas, saya ingin membangun Rusia yang bebas," melansir Reuters 19 Februari.

"Saya mendorong Anda untuk berdiri di samping saya," katanya.

"Saya meminta Anda untuk berbagi kemarahan dengan saya. Kemarahan, kemarahan, kebencian terhadap mereka yang berani membunuh masa depan kita," serunya.

Badan lembaga pemasyarakatan Rusia pada Hari Jumat mengumumkan Navalny meninggal dalam usia 47 tahun di penjara tempat ia menjalani hukuman. Mereka menyatakan Navalny kehilangan kesadaran setelah berjalan-jalan di Distrik Otonomi Yamalo-Nenets Arktik, tempat penjara tersebut berada.

Navalnaya menuduh pihak berwenang Rusia menyembunyikan mayat Navalny dan menunggu jejak racun saraf Novichok menghilang dari tubuhnya.

Kremlin sendiri membantah terlibat dalam kematian Navalny, mengatakan klaim Barat bahwa Presiden Putin bertanggung jawab atas kematian tersebut tidak dapat diterima.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada Hari Senin, penyelidikan atas kematian Navalny sedang berlangsung.

Ketika ditanya mengapa Presiden Putin belum memberikan komentar publik mengenai kematian Navalny, Peskov mengatakan: "Saya tidak perlu menambahkan apa pun mengenai apa yang telah dikatakan mengenai topik ini," dikutip dari CNN.