Bagikan:

JAKARTA - Anggota Dewan Pakar Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) Bambang Widjojanto mengaku, pihaknya telah berulang kali meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengaudit sistem IT dalam aplikasi Sirekap.

Hal ini berkaitan dengan heboh laporan warganet soal dugaan penggelembungan suara akibat salah input hasil perolehan suara Pilpres dalam Sirekap.

Dugaan mark up perolehan suara ini terjadi saat petugas TPS memasukkan foto hasil perolehan suara di formulir C1. Hanya saja, saat sistem melakukan pembacaan data jumlah perolehan suara tiap paslon, angka yang keluar membengkak.

Timnas AMIN juga menemukan dugaan penggelembungan suara tersebut. Namun, sampai saat ini KPU belum juga merespons untuk menindaklanjutinya.

"Kami meminta dilakukan audit terhadap IT. Ada dua surat sudah dikirimkan ke KPU, dan terakhir ada surat ke Bawaslu untuk meminta KPU menindaklanjuti atau melakukan audit, tapi itu tidak dilakukan," kata Bambang dalam konferensi pers di Sekretariat Koalisi Perubahan, Jakarta Selatan, Kamis, 15 Februari.

Dengan sikap KPU yang dianggap pasif atas tuntutan audit sistem Sirekap ini, menurut BW, menimbulkan protes dari masyarakat hingga dugaan penggelembungan suara, meskipun belakangan KPU berupaya memperbaiki salah input data tersebut.

"Yang menarik begitu angka itu dikeluarkan, KPU buru-buru kemudian melakukan revisi. nah lagi-lagi sebenarnya bisa jadi kecurangan itu tersebar, berserak, dan luar biasa. Jadi angkanya itu enggak main-main. ini ada yang ribuan dan puluhan ribu. enggak masuk akal. Ketidakwarasan itu terjadi dalam angka." ungkap Bambang.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pakar Timnas AMIN Amin Subekti mengungkapkan pihaknya telah memantau dugaan penggelembungan suara ini setidaknya di 335 TPS.

"Dalam beberapa jam terakhir, ada sekitar 335 laporan dari berbagai TPS yang coba kita lihat di website KPU, ternyata dari 335 yang kita buka itu terdapat memang perbedaan,

antara angka yang ada di dalam tabulasi dengan dokumen pendukung berupa formulir C1 itu yang di-upload di website tersebut," jelas Amin.

Amin mengaku penggelembungan suara Sirekap yang ditemukan memang menambah jumlah suara dari ketiga paslon. Namun, caprew-cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran mendapat pembengkakan jumlah suara tertinggi.

"Penggelembungan suara itu terjadi baik terhadap 01, 02, maupun 03. Tapi kalau dilihat proporsi angkanya, itu proporsinya adalah 01 mendapatkan kira-kira tambahan suara itu adalah 19,6 persen, 02 mendapatkan tambahan suara 65 persen, dan pasangan 03 mendapatkan 15,4 persen," imbuhnya.