Bagikan:

JAKARTA - Dewan Pakar Timnas AMIN Bambang Widjojanto (BW) meminta KPU tak cuma meminta maaf soal sistem informasi rekapitulasi suara (sisrekap) bermasalah.

"KPU mengakui kesalahan (sirekap) kemudian meminta maaf itu bagus, tetapi dalam hukum itu tidak bisa cuma minta maaf. Salah satu bentuk permintaan maaf seharusnya memberikan akses untuk tiap-tiap calon melakukan audit," ujar Bambang, Jumat 16 Februari.

Menurut BW, dengan dilakukan audit dari tim IT masing-masing paslon, KPU dapat terbantu dari masalah data sirekap yang tidak akurat.

"Justru kami membantu KPU, perbaiki bila sistemnya ada kelemahan, takedown dulu beberapa hari perbaiki, kemudian buka kembali setelah kita periksa bersama-sama bahwa ini adalah akurat," katanya.

Bambang juga mengatakan, kesalahan konversi otomatis pada sirekap di formulir C1 yang tidak akurat ini telah menimbulkan dampak kurangnya kepercayaan masyarakat kepada KPU.

Diberitakan sebelumnyya, Ketua KPU Hasyim Asy'ari meminta maaf dan mengakui pembaca otomatis sirekap mengalami masalah. Sehingga data sirekap yang muncul tidak sesuai dengan formulir di C1.

"Kami memohon maaf kalau hasil pembacaannya kurang sempurna," kata Hasyim di kantor KPU, Jakarta, Kamis 15 Februari.

Sirekap sambung Hasyim, memiliki sistem untuk konversi pembacaan formulir, kemudian secara otomatis akan memuncul angka hitungan.

"Sistem di sirekap ada sistem untuk konversi yang membaca formulir tersebut dan kemudian secara otomatis akan muncul angka hitungannya, di situ ada problem," ucap Hasyim.