JAKARTA - Aksi unjuk rasa mahasiswa gabungan dari Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI), Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (SEMA PTKIN), dan Asosiasi Mahasiswa Hukum Tata Negara Seluruh Indonesia (AM HTN-SI) telah membubarkan diri pada Rabu, 7 Februari, malam, sekitar pukul 19.45 WIB.
Dari pantauan VOI, terlihat petugas PPSU Kecamatan Gambir dan petugas kebersihan dari Sudin Lingkungan Hidup mulai membersihkan sampah dari ruas jalan perempatan Harmoni yang digunakan sebagai tempat unjuk rasa.
"Sampah yang dibersihkan adalah sisa botol air mineral dan spanduk bekas bakaran," kata salah satu petugas PPSU yang tengah menyapu jalan di lokasi demo.
Sementara itu, aparat Kepolisian juga mulai menarik dan merapihkan pagar kawat berduri. Petugas Kepolisian juga menertibkan pagar beton MCB pembatas akses menuju Istana Presiden.
Hingga pukul 19.45 WIB, petugas masih melakukan proses pembukaan jalan agar dapat kembali dilewati kendaraan dari arah Monas menuju perempatan Harmoni.
BACA JUGA:
Ratusan mahasiswa menggelar aksi demo lanjutan di perempatan Harmoni, Jakarta Pusat pada Rabu, 7 Februari, sore. Mereka membawa bendera dan satu unit mobil komando dan menggelar aksi di belakang Istana Presiden RI pada pukul 17.54 WIB.
Koordinator Pusat SEMA PTKIN, Mustofa mengatakan, massa aksi mahasiswa gabungan yang turun ke jalan dari Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (SEMA PTKIN), dan Asosiasi Mahasiswa Hukum Tata Negara Seluruh Indonesia (AM HTN-SI).
"Kami menganugerahkan Presiden Jokowi sebagai Bapak Pembangunan Politik Dinasti karena telah berhasil membangun praktik politik nepotisme dengan memanfaatkan struktur dan perangkat kenegaraan yang ada," kata Mustofa dalam keterangannya yang diterima VOI, Rabu, 7 Februari, sore.