Bagikan:

JAKARTA - Korea Utara kembali menembakkan sejumlah rudal jelajah di lepas pantai barat  yang menandai peluncuran rudal jelajah keempat Korea Utara pada tahun ini.

Kantor Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengatakan pihaknya mendeteksi peluncuran rudal Korea Utara pada pukul 11.00 waktu setempat. Namun, jumlah rudal yang ditembakkan tidak disebutkan.

“Sambil memperkuat pemantauan dan kewaspadaan kami, militer kami telah berkoordinasi erat dengan Amerika Serikat untuk memantau tanda-tanda tambahan provokasi Korea Utara,” kata JCS dilansir ANTARA dari Yonhap, Jumat, 2 Febuari.

Kantor Berita Korsel  itu melaporkan peluncuran rudal jelajah pada Jumat ini, terjadi hanya tiga hari berselang atau tepatnya Selasa (30/1) setelah Korea Utara menembakkan rudal jelajah Hwasal-2 di lepas pantai barat.

Tercatat pada 24 Januari lalu, Korea Utara melakukan uji coba rudal jelajah strategis baru yang mampu membawa hulu ledak nuklir bernama Pulhwasal-3-31, untuk pertama kalinya. Kemudian pada Minggu (28/1), Korut menembakkan rudal jelajah yang diluncurkan oleh kapal selam di lepas pantai timur, lalu dikonfirmasi rudal tersebut adalah Pulhwasal-3-31s.

Hwasal berarti “panah” dalam Bahasa Korea dan Pulhwasal memiliki arti “panah api”. Rudal jelajah yang digerakkan oleh mesin jet itu, terbang rendah dan bermanuver, sehingga membuatnya lebih sulit dideteksi dan dicegat.

Rudal jelajah itu pun dinilai semakin menambah ancaman terhadap sistem pertahanan udara Korea Selatan pada saat Korea Utara sedang meningkatkan kemampuan rudal balistik dengan jangkauan, hulu ledak, dan platform peluncuran yang bervariasi.

Para ahli mengatakan rudal jelajah yang diluncurkan dari kapal selam seperti Pulhwasal tersebut dapat menimbulkan ancaman serius terhadap sistem pertahanan udara Korea Selatan jika disempurnakan. Hal itu karena rudal tersebut lebih sulit dideteksi dan ditembak jatuh karena ketinggian terbangnya yang rendah dan mempunyai kemampuan serangan yang presisi.