Tidak Terdeteksi, Korea Utara Luncurkan Empat Rudal Jelajah Strategis Awal Pekan Ini
Peluncuran rudal jelajah strategis Korea Utara. (Sumber: KCNA)

Bagikan:

JAKARTA - Korea Utara pada Hari Jumat mengumumkan telah melakukan peluncuran rudal jelajah strategis awal pekan ini, menunjukkan "postur perang" pasukan tempur nuklirnya.

Unit rudal jelajah strategis Korea Utara menembakkan empat rudal jelajah strategis Hwasal-2 dari Kota Kim Chaek, Provinsi Hamgyong Utara di timur laut menuju Laut Timur, demikian menurut Kantor Berita Pusat Korea Utara.

"Keempat rudal jelajah strategis itu tepat mengenai target yang telah ditentukan sebelumnya di Laut Timur Korea setelah menempuh orbit penerbangan berbentuk elips sepanjang 2.000 kilometer dan berbentuk delapan selama 10.208 detik hingga 10.224 detik," kata KCNA dalam sebuah pernyataan berbahasa Inggris, seperti mengutip Korea Times 24 Februari.

"Latihan itu dengan jelas menunjukkan sekali lagi postur perang pasukan tempur nuklir DPRK, yang memperkuat kemampuan serangan balik nuklirnya yang mematikan terhadap pasukan musuh," lanjut pernyataan itu.

DPRK adalah singkatan dari nama resmi Korea Utara, Republik Demokratik Rakyat Korea.

Peluncuran rudal tersebut tidak diumumkan oleh Korea Selatan atau Jepang, yang sering mendeteksi dan melaporkan secara terbuka peluncuran rudal Korea Utara, seperti melansir Reuters.

Pada Hari Rabu (waktu AS), Korea Selatan dan Amerika Serikat mengadakan latihan 'table-top' untuk menghadapi ancaman nuklir Korea Utara di Pentagon.

Para pejabat AS dan Korea Selatan mengambil bagian dalam latihan tersebut, yang berfokus pada kemungkinan Korea Utara menggunakan senjata nuklir, kata Pentagon pada Hari Kamis.

Selain itu, Korea Selatan, Amerika Serikat dan Jepang juga mengadakan latihan pertahanan rudal trilateral di perairan internasional Laut Timur pada Hari Rabu.

Diketahui, Korea Utara terus maju dengan mantap dalam mengembangkan dan memproduksi rudal baru secara massal, meskipun ada sanksi yang diberlakukan oleh resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang melarang aktivitas rudal negara bersenjata nuklir tersebut.