JAKARTA - Terhitung pada Sabtu ini, Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara menembakkan beberapa rudal jelajah ke arah Laut Kuning yang dilakukan pada pukul 4.00 pagi waktu setempat.
Menurut JCS, pihak intelijen Korsel dan Amerika Serikat sedang menganalisa peluncuran tersebut, untuk mempelajari tipe rudal dan detail lainnya.
"Militer kami telah meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan sambil bekerja sama erat dengan AS dan mempertahankan kesiapsiagaan," kata JCS, dikutip dari ANTARA, Sabtu, 22 Juli.
Peluncuran rudal itu terjadi tiga hari setelah Korut menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke Laut Timur.
BACA JUGA:
Tindakan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea menyusul kunjungan pelabuhan kapal selam AS berkemampuan nuklir selama lebih dari 40 tahun dan sesi perdana Kelompok Konsultatif Nuklir Korea Selatan-AS awal pekan ini.
USS Kentucky (SSBN 737), kapal selam rudal balistik nuklir (SSBN) kelas Ohio seberat 18.750 ton, meninggalkan pangkalan angkatan laut Busan pada Jumat, tiga hari setelah kunjungan pelabuhan yang jarang terjadi sebagai unjuk kekuatan besar melawan ancaman militer Korea Utara yang semakin intens.
Korut mengutuk kunjungan itu, mengatakan pengerahan SSBN dapat melanggar hukum karena penggunaan senjata nuklirnya.
Sebelumnya pada Maret, Korut mengatakan negaranya meluncurkan rudal jelajah strategis "dipasangi hulu ledak uji meniru hulu ledak nuklir."
Pada saat itu, media milik negara Korut mengatakan dua rudal jelajah strategis tipe "Hwasal-1" dan dua rudal jelajah strategis tipe "Hwasal-2" yang diluncurkan di Provinsi Hamgyong Selatan, secara akurat mengenai target yang dipasang di Laut Timur.