JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Hari Rabu menyerukan diakhirinya misi Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), serta menggantinya dengan lembaga lain untuk menyelesaikan masalah di Gaza.
Israel diketahui menuduh adanya keterlibatan staf UNRWA dengan serangan kelompok militan Hamas ke wilayah selatan negara mereka pada 7 Oktober lalu. Itu membuat sejumlah negara donor utama badan itu menangguhkan pendanaan rutin mereka.
"Saya pikir sudah saatnya masyarakat internasional dan PBB sendiri memahami bahwa misi UNRWA harus diakhiri," kata PM Netanyahu kepada delegasi PBB, melansir CNN 1 Februari.
Lebih jauh PM Netantahu juga membahas tuduhan genosida yang diajukan oleh Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ), Ia mengatakan banyak tuduhan di pengadilan tinggi PBB diajukan oleh pejabat UNRWA.
"Hal terburuk yang bisa saya katakan adalah ini: Banyak tuduhan palsu dan tidak berdasar, yang ditujukan kepada kami di Den Haag, diajukan oleh pejabat UNRWA. Dan kami telah menemukan dalam beberapa minggu terakhir petugas UNRWA terlibat dalam pembantaian itu," katanya.
PM Netanyahu juga mengatakan, UNRWA mengabadikan dirinya sendiri dalam keinginannya untuk tetap menghidupkan masalah pengungsi Palestina.
"Kita perlu melibatkan badan-badan PBB lain dan lembaga-lembaga bantuan lain untuk menggantikan UNRWA, jika kita ingin menyelesaikan masalah Gaza, seperti yang ingin kami lakukan," katanya.
Ditambahkan olehnya, PBB bukanlah "organisasi yang luar biasa" dalam hal berurusan dengan Israel. "Sering kali PBB sangat miring," katanya tentang badan tersebut.
Diberitakan sebelumnya, pejabat senior bantuan PBB mengatakan, badan bantuan PBB untuk Palestin (UNRWA) memiliki perang sentral dan tak tergantikan.
"Sangat penting bagi kita untuk menyadari peran sentral yang dimainkan UNRWA di Jalur Gaza dalam penyaluran bantuan kemanusiaan dan, tentu saja, sebelum konflik, ketika sekolah dibuka atau klinik dibuka," jelas pejabat senior bidang kemanusiaan dan koordinator rekonstruksi untuk Gaza Sigrid Kaag, usai pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB, melansir The National News.
"Tidak ada cara organisasi mana pun dapat menggantikan atau mengganti kapasitas yang luar biasa, kemampuan UNRWA dan pengetahuan mereka tentang populasi di Gaza," lanjutnya.
BACA JUGA:
Lebih jauh Kaag mengatakan, dia telah berbagi pengamatan dan rekomendasinya selama pengarahannya kepada dewan, menyoroti logistik rute pasokan Gaza dan proses distribusi, serta menciptakan lingkungan yang mendukung dan mekanisme pengawasan bantuan PBB.
"Ini bukan tentang menghitung truk (bantuan). Ini tentang volume, kualitas, kecepatan dan pengiriman barang-barang kemanusiaan dan komersial yang berkelanjutan untuk menjangkau warga sipil di Gaza," jelasnya.
"Dan mekanismenya, ketika sudah mulai berjalan, dapat sangat membantu memfasilitasi hal tersebut," tandas Kaag.