Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken kembali menyerukan kepada Israel untuk melindungi warga sipil, setelah serangan mematikan terhadap tempat perlindungan PBB di Gaza Hari Rabu lalu.

Dua peluru tank menghantam tempat perlindungan PBB pada hari Rabu di kota utama Khan Younis di Gaza selatan, menewaskan 12 orang, menurut PBB.

AS mengutuk serangan tersebut namun tidak menyalahkan pihak Israel. Sementara, Israel mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki masalah ini dan memeriksa apakah serangan tersebut disebabkan oleh pasukan daratnya atau roket Hamas.

Menlu Blinken di sela-sela kunjungannya ke Angola mengatakan, tempat penampungan PBB “sangat penting dan harus dilindungi.”

"Kami telah menegaskan kembali hal ini dengan Pemerintah Israel, dan menurut pemahaman saya, mereka, sebagaimana diperlukan dan pantas, sedang menyelidiki insiden ini," kata Blinken, tanpa mengatakan pada tingkat apa diskusi tersebut dilakukan, melansir dilansir dari The Times of Israel 26 Januari.

Tentara Israel adalah satu-satunya kekuatan yang diketahui memiliki tank yang beroperasi di Jalur Gaza.

"Penderitaan warga Gaza, baik pria, wanita, dan anak-anak masih memilukan," kata Menlu Blinken, menegaskan tanggung jawab Israel untuk melindungi warga dan infrastruktur sipil, dikutip dari The National News.

Dikatakan bahwa mereka akan melakukan "peninjauan menyeluruh", mengesampingkan kemungkinan serangan itu adalah “akibat serangan Hamas.”

Berbeda dengan Israel yang sering mengkritik badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA, Blinken memuji badan tersebut atas upayanya “untuk membantu orang-orang yang sangat membutuhkan.”

"Pekerjaan yang dilakukan PBB di Gaza benar-benar menyelamatkan nyawa dan tidak ada orang lain yang bisa melakukannya – dan tidak ada orang lain yang bisa melakukannya," katanya.

Diberitakan sebelumnya, serangan menghantam tempat penampungan pengungsi badan PBB UNRWA di Gaza pada Hari Rabu kata pejabat senior badan itu Thomas White. Itu menyebabkan 12 orang tewas dan 75 lainnya luka-luka.

"Kompleks itu adalah fasilitas PBB yang ditandai dengan jelas dan koordinatnya dibagikan kepada Pemerintah Israel seperti yang kami lakukan pada semua fasilitas kami. Sekali lagi, ini merupakan pengabaian terhadap aturan dasar perang," kata kepala badan itu Philippe Lazzarini, mengutip Reuters.