JAKARTA - Komandan Tim Komunikasi TKN Prabowo Gibran, Budisatrio Djiwandono membalas anggapan program makan siang gratis kurang penting.
Menurut Budisatrio, mimpi Prabowo untuk membuat perut masyarakat kenyang menjadi hak dasar dan masalah hidup mati bangsa.
"Mimpi Pak Prabowo adalah bikin perut masyarakat Indonesia kenyang dan berkelanjutan. Ini adalah hak dasar dan masalah hidup mati bangsa," kata Budisatrio dalam keterangan resminya, Minggu 21 Januari.
Komandan Tim Komunikasi TKN sekaligus pimpinan komisi IV DPR RI itu juga menilai, paslon lain yang menyatakan isu pangan dan makan kurang penting karena ia belum menyadari fakta lapangan dan tantangan kedepannya.
Budisatrio menyebut hari ini telah terjadi ketimpangan yang besar dari pertumbuhan jumlah penduduk dengan lahan pertanian.
“Penduduk kita bertambah 3 juta orang setiap tahun, sekitar 30 bayi per detik. Tahun 2045 diprediksi (penduduk) kita sudah 324 juta jiwa. Sementara di sisi lain, lahan pertanian kita terus berkurang 100.000 hektar setiap tahun. Pak Prabowo menyadari hal ini, bahwa kita sangat rentan kelaparan.” katanya.
Untuk itu masalah tersebut tidak bisa diselesaikan dengan mengandalkan impor bahan pangan. kata Budisatrio, belajar dari Pandemi dan situasi dunia, hal tersebut sangat beresiko.
“Untuk pangan, Indonesia harus swasembada. Jika mengandalkan impor, kedaulatan kita jadi taruhannya. Bayangkan jika pasokan dari luar terhenti, Indonesia terjadi bencana kelaparan. Kita rentan, karena menggantungkan perut kita ke negara lain.” beber Budisatrio.
Begitupun kalau impor lancar sekalipun, terjadi masalah yaitu produk lokal tidak bisa bersaing di pasar sehingga kesejahteraan petani menjadi korban.
BACA JUGA:
Kemudian soal program makan siang dan susu gratis, Budisatrio menjelaskan bahwa program utama tersebut juga bertujuan untuk menciptakan kedaulatan pangan.
“Program Makan Siang dan Susu Gratis, karena akan mengandalkan hasil pangan lokal setempat akan mampu menyerap produksi petani. Kemudian anak-anak yang diberi makan akan kenyang, tumbuh lebih maksimal, sehingga menjadi generasi yang lebih unggul.” ujarnya
Lebih lanjut, ia juga menyinggung soal food estate yang disiapkan untuk menjadi solusi jangka panjang ketahanan pangan nasional.
Sedangkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, dibuatlah kredit kepemilikan lahan untuk pembelian panen pemerintah dengan profit minimal 30 persen dan akses langsung pupuk subsidi dan benih. Diharapkan cara tersebut menjadi ujung tombak menghadapi krisis pangan.