JAKARTA - Sebanyak 23 orang dinyatakan tewas dalam ledakan di pabrik kembang api di Suphanburi, Thailand.
Para petugas yang berwenang sedang bersiap untuk memeriksa identitas mereka yang meninggal dunia akibat ledakan tersebut.
Petugas berupaya memindahkan jenazah dari lokasi ledakan ke kuil terdekat, yang berfungsi sebagai pusat pertolongan bagi para korban insiden ledakan tersebut.
Dilansir ANTARA dari TNA-OANA, Kamis, 18 Januari, Pihak berwenang telah menutup area tersebut dan sekitar 50 anggota penyelamat menyisir area tersebut untuk menemukan sisa jenazah yang berserakan.
Dalam perkembangan terakhir, satu jenazah ditemukan lagi di dekat sumur dekat lokasi ledakan. Tim forensik dan pemeriksa medis berupaya untuk mengidentifikasi dan berhati-hati memindahkan jenazah ke Wat Rong Chang untuk verifikasi lebih lanjut dan selanjutnya diserahkan kepada keluarga mereka.
Di Wat Rong Chang, Letjen Naiyawat Phadermchit, Komandan Polisi Wilayah Tujuh, dan timnya berkumpul untuk berkoordinasi dengan tim forensik dan penyelamatan.
Mayjen Watcharin Prasopdee, Komandan Polisi Provinsi Suphanburi, bersama tim Pembuangan Senjata Peledak (EOD), melakukan inspeksi di lokasi untuk memastikan rincian insiden tersebut.
Saat ini, 23 korban jiwa yang terkonfirmasi termasuk perempuan pemilik pabrik dan putranya.
Berdasarkan pemeriksaan terhadap izin usaha pabrik tersebut, izin diperoleh dari Kabupaten Muang pada tanggal 24 Agustus 2023 dengan masa berlaku habis 24 Agustus 2024 untuk memproduksi dan memperdagangkan kembang api.
Pabrik tersebut sebelumnya pernah mengalami ledakan pada 30 November 2022 yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan tiga orang pekerja luka-luka. Namun kerusakan hanya terjadi pada satu ruang kerja saja.
BACA JUGA:
Dalam kejadian terbaru ini, ledakan memiliki radius kurang lebih 1-2 kilometer di sekitar pabrik sehingga menimbulkan kerusakan cukup parah.
Untungnya, karena lokasi pabrik yang berada di tengah persawahan, pemukiman di sekitarnya terhindar dari kerusakan.
Meskipun demikian, kekhawatiran meningkat di kalangan penduduk setempat karena terdapat 2-3 pabrik kembang api lagi di sekitarnya, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan potensi ledakan di masa depan.
Pihak berwenang didesak untuk menyelidiki secara menyeluruh protokol keselamatan yang diterapkan di fasilitas tersebut untuk mencegah tragedi lebih lanjut.