Bagikan:

BANGKA - Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Safrizal ZA menyatakan, lahan kritis akibat penambangan bijih timah ilegal di Kepulauan Babel mencapai 167.065 hektare, sehingga perlu upaya bersama untuk menghentikan penambangan ilegal tersebut.

"Kita harus menghentikan aktivitas para penambang ilegal yang membuat lahan hijau menjadi kritis ini," kata Safrizal ZA saat gerakan penanaman pohon buah-buahan, di Desa Terak, Bangka Tengah, Antara, Kamis, 18 Januari. 

Ia mengapresiasi kegiatan gerakan penanaman pohon di lahan bekas tambang ilegal yang diinisiasi Kodam II/Sriwijaya, karena dapat menjadi pemantik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memulihkan dan menyelamatkan sumber daya air serta produktivitas lahan.

"Dalam memulihkan lahan kritis ini tentunya memerlukan berbagai upaya pemulihan dengan melibatkan seluruh pihak, tidak hanya melakukan penanaman tetapi juga menindak pelaku penambang timah ilegal ini," ujarnya.

Menurut dia, penindakan tegas kepada penambang ilegal ini sangat penting, agar mereka jera dan tidak lagi menambang timah secara ilegal di lahan-lahan produktif, hutan dan lainnya.

"Bayangkan, luas lahan-lahan kritis akibat aktivitas pertambangan ilegal ini sudah mencapai 167.065 hektare dan ini harus diatasi agar lahan kritis ini tidak semakin bertambah," katanya lagi.

Danrem 045/Garuda Jaya Brigjen TNI Agustinus Dedy Prasetyo mengatakan kegiatan penanaman pohon buah-buahan ini serentak dilakukan di wilayah Kodam II/Sriwijaya atas inisiasi Panglima Kodam II/Sriwijaya Mayjen TNI Yanuar Adil.

"Ini menjadi langkah awal kita untuk melestarikan dan memulihkan kondisi lahan kritis dan jika berbuah akan bermanfaat bagi masyarakat sekitar," ujarnya pula.

Pada penanaman pohon serentak juga dilakukan pemberian bantuan sembako dan bibit tanaman kepada masyarakat setempat, serta pelepasan tim ekspedisi penanaman pohon di Bukit Mangkol Kabupaten Bangka Tengah.