Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo meninjau pembangunan food estate (lumbung pangan) di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur hari ini. Food estate adalah salah satu program pemerintah dalam ketahanan pangan.

Jokowi membeberkan alasan pemerintah menentukan salah satu lokasi food estate berada di Sumba Tengah. Kata Jokowi, angka kemiskinan di kabupaten tersebut masih cukup tinggi.

"Kenapa dikerjakan di NTT, khususnya di Kabupaten Sumba Tengah? Karena memang kita harus ngomong apa adanya, data yang saya miliki, 34 persen kemiskinan ada di sini," kata Jokowi dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, 23 Februari.

Kemudian, panen yang ada di Sumba Tengah ini masih cukup baru, yakni padi dalam setahun. Oleh sebab itu, Jokowi ingin food estate Sumba Tengah juga mengelola jagung dan kedelai, serta mempercepat masa panen. 

Saat ini, pembanguan lumbung pangan di Sumba Tengah baru disiapkan lahan seluas 5 ribu hektare. Rinciannya, 3 ribu hektare untuk ditanam padi dan 2 ribu hektare ditanam jagung.

"Tapi ke depan akan diperluas lagi dengan keluasan 10 ribu hentare, yang nanti dibagi 5.600 hektare untuk padi dan 4.400 hektare untuk jagung," jelas dia.

Tapi, Jokowi menyebut ada masalah dalam pembangunan food estate ini. Provinsi NTT adalah daerah dengan persediaan air yang sedikit. 

Sebenarnya, lokasi ini telah memiliki sumur bor yang masuk ke sawah, dibangun sejak tahun 2015 hingga 2018. Kemudian, ada juga embung besar yang sudah dibangun. 

Sayangnya, menurut Jokowi, hal tersebut belum cukup. "Masih jauh dari cukup, masih kurang. Saya sudah perintahan Pak Menteri PU untuk dilihat kemungkinan dibangun waduk atau bendungan, kemudian tambahan untuk embung dan juga sumur bor," ujar Jokowi.

"Saya rasa, kalau ini dikerjakan, saya meyakini food estate yang ada di Kalimantan Tengah, di Sumatera Utara, dan juga di NTT ini akan bisa kita membangun sebuah ketahanan pangan yang baik untuk negara kita," tutupnya.