Bagikan:

MALANG - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD bertemu dengan KH. Marzuki Mustamar di Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek, dan Nyai Hasyim Muzadi di Ponpes Al Hikam, di Kota Malang, Jawa Timur.

Deputi Kinetik Teritorial TPN Ganjar-Mahfud, Luki Hermawan mengatakan dalam pertemuan dengan KH. Marzuki Mustamar, dia mendapat pesan untuk selalu menjaga hubungan baik antar sahabat.

"Beliau berpesan, sahabat harus lebih tinggi daripada pilihan politik. Sebab, Pilpres hanya sementara saat di bilik suara. Jangan sampai proses satu menit mencoblos itu berpengaruh ke hubungan antar-manusia Indonesia," kata Luki dilansir ANTARA, Rabu, 10 Januari.

Dalam pertemuan itu, Luki dan KH. Marzuki saling mengenang cerita ketika Luki menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur pada periode 2018-2020. Saat itu, Luki dan KH. Marzuki sering kali bertemu untuk memberi semangat untuk mengamankan Jawa Timur.

Selain itu, lanjutnya, KH Marzuki juga berbicara tentang situasi politik menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, termasuk terkait dengan pemberhentian KH Marzuki sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.

"Saya diundang dan diajak bicara di kediaman beliau. Beliau ini sahabat saya sejak dulu. Tadi kita bicara banyak hal, termasuk masalah Pilpres. Beliau beri banyak sekali pesan, doa, dan amanah untuk Pilpres ini," imbuhnya.

Sementara itu, KH Marzuki mengatakan kedatangan Luki ponpes tersebut merupakan silaturahim, terlepas dari dukungan politik. Ia mengibaratkan, jika suatu saat dirinya wafat pasti membutuhkan doa Luki, begitu pula sebaliknya.

"Saya tak akan cawe-cawe, obok-obok pilihan orang. Yang penting ukuwah wathoniyah. Untuk pemuka agama, dakwahkan agama ini dengan cara yang soft, yang bijak dan bisa jaga persatuan," tuturnya.

Di akhir pertemuan, KH Marzuki memberikan doa terbaik untuk Mahfud Md yang sedang berkontestasi di Pilpres. Ia berharap semua keinginan Luki dan Mahfud dikabulkan oleh Allah dan menjadi pemimpin yang amanah.

Sementara itu di Ponpes Al Hikam, Luki bertemu dengan Nyai Hasyim dan putra-putranya, dan pertemuan dilakukan tertutup. Dalam pertemuan itu, Luki merasa seperti kembali saat ia masih aktif sebagai seorang polisi di Malang.

"Kiai Marzuki bilang, sahabat itu harus tetap dijaga. Apapun pilihan politiknya, harus sama-sama menghormati. Kalau di Nyai Hasyim, saya merasa flashback saat dulu. Sudah saya anggap beliau ibu saya sendiri. Doa-doanya yang tulus untuk saya sejak dahulu," ujar Luki.