Bagikan:

YOGYAKARTA – Profil Choirul Anam banyak diperbincangkan setelah ia bergabung dengan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud MD. Choirul Anam sendiri lebih dikenal sebagai mantan Komisioner Komnas HAM.

Profil Choirul Anam

Dikutip dari situs Komnasham, Mohammad Choirul Anam merupakan alumni Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Sebelum menjadi bagian dari Komnas HAM, Choirul Anam yang kini bergabung dalam TPN Ganjar Mahfud itu memang cukup aktif berorganisasi mahasiswa.

Sebelum menjadi seorang profesional, Choirul Anam memang fokus dalam dunia dunia hukum dan HAM. Kariernya dimulai benar-benar dari bawah yakni mulai dari menjadi volunter Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya di pos Malang, Jawa Timur.

Setelah itu ia menjadi Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Saat menjadi direktur, usia Choirul Anam terbilang masih muda yakni 24 tahun. Hal itu menjadikannya sebagai direktur paling muda sepanjang sejarah YLBHI.

Setelah itu Anam menjadi Komisioner Komnas HAM dengan periode jabatan 2017-2022. Selama di Komnas HAM, Anam beberapa kali disorot, salah satunya dalam kasus tewasnya Brigadir Yosua Hutabarat yang melibatkan Jenderal Ferdy Sambo.

Pertemuan tersebut terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo yang diketahui menjadi TKP tewasnya Brigadir Yosua. Informasi ini bahkan sempat ditanyakan oleh Komisi Hukum DPR dalam rapat yang digelar di kompleks parlemen Senayan, Jakarta pada Senin, 22 Agustus 2022.

Dalam penjelasannya, Choirul Anam mengakui adanya pertemuan tersebut namun tak banyak informasi yang ia dapatkan terkai kasus yang melibatkan Sambo.

Selain itu Choirul Anam juga ikut mencari fakta dalam tragedi Kanjuruhan Malang. Saat menjadi Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam ikut mencari fakta peristiwa dan mendapatkan video eksklusif rekaman tribun Selatan. Rekaman tersebut kemudian jadi bukti penting karena memuat rekaman detik-detik peristiwa pintu 13.

Choirul Anam Bergabung ke TPN Ganjar

Saat ini nama Choirul Anam masuk ke dalam Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024. Di TPN capres-cawapres tersebut ia ditempatkan di posisi direktur, di bawah Laksdya TNI (purn) Suyono Thamrin yang menjadi Direktur Eksekutif Laksdya.

Choirul Anam juga mengungkapkan alasan mengapa ia mau bergabung ke TPN Ganjar, pertama karena ia mengaku mengenal sosok Ganjar dan Mahfud. Menurutnya, Mahfud adalah sosok pemberani, sedangkan Ganjar punya kemampuan komunikasi. Keduanya dinilai punya kelebihan masing-masing untuk mendukung demokrasi, hukum, dan HAM di Indonesia jadi lebih baik.

Anam juga mengaku mengenal Mahfud secara pribadi. Ia menilai kerja Mahfud MD bisa diakui baik khususnya yang berkaitan dengan penegakan hukum.

Selain terkait sosok Ganjar dan Mahfud, Anam menilai bahwa visi misi yang diusung keduanya mencerminkan kepentingan masyarakat, terutama yang berkaitan dengan aksesibilitas.

"Salah satu yang paling penting, khususnya dalam konteks hak sasi manusia, mendekatkan aksesibilitas, akses masyarakat Indonesia, rakyat Indonesia untuk menikmati hak-hak ekonomi sosial dan budayanya," ujar Anam.

Di TPN,Anam menjelaskan bahwa sebagai Direktur Juru Kampanye TPN ia akan menyampaikan visi dan misi pasangan capres-cawapresnya terutama berkaitan dengan HAM.

Itulah informasi terkait profil Choirul Anam. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.