JATENG - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengharapkan organisasi Al-Irsyad Al-Islamiyyah dapat membangun pusat peradaban di Purwokerto, Provinsi Jawa Tengah (Jateng), untuk kemaslahatan umat.
"Saya apresiasi Al-Irsyad Al-Islamiyyah ini di bidang pendidikan sangat menonjol. Saya kira kunci membangun SDM itu pendidikan, memang kualitas pendidikan harus terus ditingkatkan dan didorong," kata Wapres saat menerima kehadiran Ketua Umum PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah Faisol Nasar bin Madi beserta jajarannya di Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta, Senin 8 Januari, disitat Antara.
“Saya menganggap pusat pendidikan sebagai pusat peradaban. Seperti Islamic Civilization Center di Tashkent, Uzbekistan. Kita sebenarnya punya daerah yang berpotensi demikian, misalnya Al-Irsyad jadikan Purwokerto sebagai pusat peradaban ala Al-Irsyad,” sambung dia.
Wapres pun mengisahkan, pada zaman dahulu pusat peradaban dibangun dalam bentuk kesultanan atau kerajaan yang di dalamnya terdapat pemberdayaan ekonomi demi kemaslahatan umat.
Dalam kesempatan tersebut, Wapres juga memaparkan pentingnya gerakan bersama ormas Islam dalam upaya meningkatkan kemaslahatan umat.
“Gerakan-gerakan yang sifatnya kebersamaan, sekarang di bawah Majelis Ulama Indonesia. Ada gerakan masing-masing organisasi dan ada yang harus bersama, ketika itu dibangun secara bersama, maka akan membangkitkan masyarakat," tuturnya.
BACA JUGA:
Ia mencontohkan, ekonomi syariah yang dulu menjadi arus baru ekonomi di Indonesia, kini mengakar di kehidupan sehari-hari masyarakat karena bersifat terus menerus dan digaungkan secara masif.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah Faisol Nasar menyampaikan bahwa organisasi yang ia pimpin merupakan ormas Islam yang tetap pada pijakan prinsip keilmuan, dan ukhuwah Islamiyah serta jauh dari politik praktis.
Jam’iyat Al-Islah Wal Irsyad Al-Islamiyyah berdiri pada 6 September 1914 yang mengacu pada pendirian Madrasah Al-Irsyad Al-Islamiyyah yang pertama, di Jakarta.
Pada 11 Agustus 1915 pemerintah Kolonial Belanda mengeluarkan pengakuan hukumnya. Tokoh sentral pendirian Al-Irsyad adalah Al-’Alamah Syeikh Ahmad Surkati Al-Anshori, seorang ulama besar Mekkah yang berasal dari Sudan.
Al-Irsyad merupakan perhimpunan yang berakidah Islamiyyah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, di bidang pendidikan, pengajaran, serta sosial dan dakwah bertingkat nasional.
Al-Irsyad aktif turun langsung ke masyarakat, antara lain melalui Lembaga Amil Zakat, memberi bantuan pada korban gempa Cianjur dan Lombok.
Kemudian melalui Pengurus Besar (PB) wanitanya, Al-Irsyad aktif memberikan bimbingan di sejumlah lembaga pemasyarakatan, kegiatan pencegahan stunting, dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).