Wapres Ma'ruf Amin Tegaskan Islam Anut Nilai Kemanusiaan
Wapres Ma'ruf Amin, pendiri dan anggota Majelis Hukama Muslimin Indonesia Quraish Shihab, anggota Komite Eksekutif Majelis Hukama Muslimin Indonesia Tuan Guru Bajang Zainul Majdi ANTARA/Desca Lidya Natalia.

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menegaskan kehadiran Islam telah menjelma menjadi peradaban yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

"Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga Islam sejak awal kedatangannya telah menjelma sebagai peradaban," kata Wapres pada "Islamic Book Fair 2022" yang diselenggarakan oleh Majelis Hukama Al-Muslimin di Jakarta Convention Center, Jakarta dilansir ANTARA, Jumat, 5 Agustus.

Wapres menyebut Al-Quran menerangkan kedudukan semua manusia apapun suku dan bangsanya adalah setara, karena berasal dari sumber keturunan yang sama.

"Karena memang kita manusia ini bangsa apa pun, keturunan manapun itu dari keturunan yang sama, dari keturunan nabi Adam yang disebut bani Adam," tambah Wapres.

Dalam ajaran Islam, Wapres mengungkapkan, umat manusia memiliki kedudukan yang sangat tinggi yakni sebagai khalifah (pemimpin) bumi selama memiliki perilaku baik dan melahirkan hal-hal positif untuk membangun peradaban.

"Tetapi ketika manusia itu tidak memiliki perilaku yang baik dan konstruktif, maka manusia itu kemudian kedudukannya menjadi makhluk yang paling rendah," kata Wapres.

Wapres menerangkan dalam membangun harmoni dan kerukunan di Indonesia, umat Islam mengembangkan prinsip tri ukhuwwah (persaudaraan), yakni ukhuwwah islamiyyah (persaudaraan dalam agama Islam), ukhuwwah wathaniyyah (persaudaraan kebangsaan), dan ukhuwwah insâniyyah (persaudaraan kemanusiaan).

"Karena itu kita ingin pondok pesantren selain menjadi pencetak orang yang mengerti agama tetapi juga tempat pemberdayaan ekonomi masyarakat," ungkap Wapres.

Wapres mengharapkan agar penyelenggaraan Islamic Book Fair tahun 2022 ini dapat menyajikan pandangan-pandangan para ulama yang berpikiran moderat.

"Dan juga memberikan warna kehidupan masyarakat Indonesia dan menggambarkan peradaban Islam dan kemanusiaan, khususnya di Indonesia secara jelas dan terang," pungkasnya.

Sebelumnya, Anggota Eksekutif Majelis Hukama Al-Muslimin Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi menyampaikan salah satu tujuan acara adalah menjawab tantangan islamophobia.

"Melawan islamophobia tidak cukup hanya dengan narasi dan kata-kata tetapi dengan contoh yang nyata dari sejarah bagaimana peradaban Islam mampu memanusiakan umat manusia," kata TGB.

Salah satu tokoh pendiri Majelis Hukama Al-Muslimin Quraish Shihab dalam sambutannya menjelaskan mengenai hakikat peradaban Islam. Menurutnya, siapa pun dan dari agama manapun seorang manusia apabila dia berhasil menciptakan suatu karya yang memberi manfaat untuk manusia baik jasmani dan rohani, maka hasil karyanya itu adalah bagian dari peradaban Islam.

"Karena peradaban Islam menekankan pada sisi manusia, maka dia sangat terbuka. Siapapun yang mencetuskan (karya) baik Muslim maupun tidak Muslim, selama itu hikmah, selama itu bermanfaat, maka itu adalah peradaban Islam," kata Quraish.

Hadir dalam acara tersebut mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin dan Sekretaris Jenderal Majma’ Al-Buhuts Al-Islamiyah (Lembaga Riset Universitas Al-Azhar Mesir) Nazhir Ayyad.