Bagikan:

JAKARTA - Ketua Komisi I DPR RI yang juga Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Meutya Hafid menilai capres lain tak paham isu pertahanan. Mereka dianggap tak memikirkan risiko buka-bukaan data di depan publik.

Hal ini disampaikan Meutya Hafid menanggapi debat capres yang bertema pertahanan dan keamanan pada Minggu malam, 7 Januari. Di sana, capres nomor urut dua yang juga Menteri Pertahanan (Menhan) sempat ditanya soal data yang salah satunya soal anggaran.

“Data pertahanan tidak bisa sembarangan dibuka. Sifatnya rahasia negara, confidential. Hanya bisa dibuka di kalangan tertentu,” kata Meutya dalam keterangan tertulisnya, Senin, 8 Januari.

“Apalagi debat ini diperhatikan oleh seluruh dunia. Jika dibicarakan di publik sama saja membuka rahasia pertahanan kita ke negara lain,” sambung politikus Partai Golkar itu.

Meutya menyayangkan sikap capres nomor urut satu, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo yang merupakan capres nomor urut dua yang dianggap menyudutkan Prabowo. Mereka harusnya bersatu dengan Prabowo memikirkan kedaulatan bangsa yang rawan.

Apalagi, Meutya menilai banyak negara yang punya kepentingan dengan isu pertahanan di Indonesia.

“Harusnya kita memperlihatkan persatuan bahwa Indonesia dalam debat pertahanan, tentunya dengan sikap calon pemimpin yang penuh jiwa negarawan,” tegasnya.

Ke depan, Meutya berharap masyarakat bisa membuka mata terhadap pilihannya setelah debat malam tadi. Katanya, semua harus hati-hati dalam memilih pemimpin karena ada kedaulatan negara yang dipertaruhkan.

“Kondisi geopolitik dunia sangat rentan. Sangat mungkin berdampak kepada kita. Untuk itu kita butuh pemimpin kuat yang bisa menjamin kedaulatan negara untuk membawa kita menghadapi tantangan dunia,” ungkapnya.

“Seorang pemimpin negarawan yang memikirkan negara diatas kepentingan lain, apalagi ambisi politik pribadinya,” kata Meutya.

Lebih lanjut, Meutya juga mengapresiasi sikap Prabowo dalam debat tersebut. Eks Danjen Kopassus itu dianggap tak terpancing memerinci data pertahanan meski sudah dicecar oleh capres lain.

“Menurut saya ini bentuk kenegarawanan, mementingkan negara diatas politik,” ujar Meutya.

Diberitakan sebelumnya, Prabowo tidak mau membuka sejumlah data dalam debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Di antaranya, terkait minimum essential force (MEF) yang disinggung Ganjar dan Anies.

Meski menyebut data yang disajikan Ganjar salah tapi Prabowo tak mau mengungkap data yang dimilikinya. Alasannya, ia tak akan punya cukup waktu untuk memberikan penjelasan yang benar sehingga Ketua Umum Partai Gerindra itu mengajak bertemu di luar acara debat.

Menanggapi ini, Ganjar menolak dan mengkritisi jawaban Prabowo. “Debatnya hari ini, kenapa mesti besok? Kalau memang tidak siap, jangan berdebat,” ungkap Ganjar dalam konferensi pers usai debat.

Senada, Anies juga menyayangkan sikap Prabowo dan menyebut penjelasan apapun harusnya disampaikan saat debat. Sebab, forum ini jadi ajang masyarakat memahami isu termasuk soal pertahanan.

“Ini adalah forum untuk seluruh rakyat paham, bukan ngopi di ruang yang tertutup. Jelaskan di forum tadi dan sesempit apa pun waktu yang diberikan, gunakan untuk menyampaikan dan itu semua bisa disampaikan,” ujar eks Gubernur DKI Jakarta tersebut.