JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah merilis 11 nama yang bakal menjadi panelis untuk debat ketiga peserta Pilpres 2024 pada Minggu 7 Januari mendatang.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari mengatakan, kesebelas panelis tersebut sudah menyatakan kesediaannya dan akan mengikuti karantina dalam rangka merumuskan pertanyaan-pertanyaan.
"Pada debat yang ketiga ini selain tempat, kemudian waktu, termasuk TV penyelenggara kami juga sudah mendapatkan konfirmasi dan kesediaan dari 11 orang panelis yang akan menjalankan tugas untuk menyusun pertanyaan," ujar Hasyim dalam konferensi pers di Gedung KPU RI, Jakarta, Jumat 5 Januari.
Hasyim mengatakan 11 panelis tersebut menjalani karantina sejak hari ini, 5-8 Januari. Dalam karantina, mereka menjalankan tugas menyusun pertanyaan.
Pertanyaan tersebut terkait tema debat capres akhir pekan mendatang yaitu pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.
Adapun 11 nama dan profil penelis debat tersebut sebagai berikut:
1. Angel Damayanti (Guru Besar Bidang Keamanan Internasional Fisipol Universitas Kristen Indonesia)
2. Curie Maharani Savitri (Dosen Hubungan Internasional, ahli kajian industri pertahanan dan alih teknologi Universitas Binus)
3. Evi Fitriani (Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia)
4. Hikmahanto Juwana (Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia dan Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani)
5. I Made Andi Arsana (Ahli Aspek Geospasial Hukum Laut Universitas Gadjah Mada)
BACA JUGA:
6. Ian Montratama (Dosen Program Studi Hubungan Internasional Ahli Keamanan dan Pertahanan Universitas Pertamina)
7. Irene Hiraswari Gayatri (Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional)
8.Kusnanto Anggoro (Pakar Keamanan Universitas Pertahanan)
9. Laksamana TNI (Purn) Marsetio (KSAL 2012-2014 dan Ketua Dewan Guru Besar Universitas Pertahanan)
10. Philips J. Vermonte (Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Internasional Indonesia dan Senior Fellow CSIS)
11. R. Widya Setiabudi Sumadinata (Guru Besar Bidang Keamanan Global Universitas Padjadjaran)