JAKARTA - Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesodibjo mempertanyakan langkah capres nomor urut dua, Prabowo Subianto yang akan mengimpor sapi untuk memenuhi program susu gratis. Katanya, tak boleh ada anggaran yang dipaksakan.
Diketahui, Prabowo berencana mengimpor 1,5 juta sapi dalam tiga tahun untuk memenuhi kebutuhan susu gratis jika terpilih bersama Gibran Rakabuming Raka. Sebab, Indonesia perlu 2,5 juta ekor sapi perah untuk pelaksanaan program yang diklaim sebagai upaya menangani stunting.
“Masalahnya ada uangnya atau tidak (untuk mengimpor sapi, red),” kata Hary kepada wartawan di Jakarta, Jumat, 5 Januari.
Hary mengatakan jangan sampai uang untuk mengimpor sapi mengurangi jatah anggaran lain, termasuk yang berkaitan dengan pembangunan. Karena hal ini akan berdampak bagi pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.
“Kalau dipaksakan itu pasti ambil jatah pembangunan. Ingat pertumbuhan ekonomi enggak akan tercapai, akan turun, akan melandai itu risikonya,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Prabowo mengatakan program susu dan makan siang gratis bagi pelajar, santri serta bantuan gizi bagi ibu hamil perlu dilakukan. Ini merupakan keharusan untuk mencegah terjadinya stunting.
Menteri Pertahanan (Menhan) ini turut membantah program tersebut sebagai bisnis yang menggiurkan. Katanya, program yang bakal dilaksanakan jika dia terpilih ini bisa dilakukan.
“Ini keyakinan saya. Ini visible,” tegas Prabowo saat berdialog di Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Jakarta, Kamis, 4 Januari.
Prabowo juga memastikan jenis susu yang dibagikan bakal yang terbaik bukan dalam kemasan. Sehingga, untuk pemenuhannya akan dilakukan impor dari luar negeri.
BACA JUGA:
"Sekarang, saya katakan kita punya niat nggak? Kita punya kehendak politik atau tidak? Kalau kita punya kehendak, ya sudah 1, 2, 3, 4 tahun kita beli sapinya (dari luar negeri, red). Kita kembangkan di Indonesia," ujar mantan Danjen Kopassus itu.
“Jadi kita mungkin harus impor satu juta atau 1,5 juta sapi dalam 3 tahun. Dia akan melahirkan kita akan punya tiga juta. Kira-kira begitu strategi kita. Ini tidak instan, tetapi (bisa terwujud jika ada, red.) will-nya, ada kehendak,” pungkas Prabowo.