Bagikan:

YOGYAKARTA – Impor beras Indonesia dari negara lain kerap jadi isu yang banyak diperbincangkan. Sayangnya penghentian impor beras diakui sulit dilakukan. Bahkan, Presiden Jokowi mengakui hal tersebut. Presiden mengemukakan alasan Indonesia sulit stop impor beras.

Alasan Indonesia Sulit Stop Impor Beras

Alasan Indonesia sulit menghentikan impor beras dikemukakan saat Presiden hadir dalam agenda Pembinaan Petani Se-Provinsi Jawa Tengah. Dalam kesempatan tersebut alasan sulitnya stop impor beras adalah karena produksi beras dalam negeri belum bisa memenuhi kebutuhan beras di Indonesia.

"Kita ini ingin tidak impor beras lagi, tapi itu dalam prakteknya sangat sulit karena produksi kita ini selalu tidak mencapai," kata Presiden Jokowi saat menghadiri Pembinaan Petani Se-Provinsi Jawa Tengah yang disiarkan lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden, dikutip Rabu, 3 Januari 2023.

Presiden mengemukakan, saat ini ada 4 juta hingga 4,5 juta bayi lahir per tahun. Di sisi lain penduduk juga terus membutuhkan beras mengingat makanan pokok masyarakat adalah beras.

"Setiap tahun kita juga bertambah yang harus diberikan makan. 4 juta sampai 4,5 juta bayi yang baru lahir. Semua butuh makan. Penduduk sekarang sudah hampir 280 juta jiwa semua butuh beras," jelas Jokowi.

Sedangkan saat ini negara yang punya cadangan beras tak membuka kran ekspor beras ke negara lain. Menurut Presiden negara dengan cadangan beras tersebut dipakai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri masing-masing.

"Karena sekarang itu negara-negara yang punya beras, dibeli pada enggak mau. 22 negara stop dan mengurangi ekspor beras. Enggak mau lagi. Dipakai untuk cadangan strategis rakyatnya sendiri," jelasnya lagi.

Indonesia juga akan memiliki beras yang melimpah dan akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.

"Kita juga harus berproduksi (beras), kalau berlebih dipakai untuk cadangan strategis pemerintah. Kalau negara lain butuh ya enggak apa-apa, tapi harganya mahal. Tapi produksinya harus bertambah. Kalau kurang, yang mau dijual apa?" kata Jokowi.

Meski demikian Presiden mengungkapkan bahwa impor komoditi jagung di beberapa tahun terus turun karena kebutuhan jagung dalam negeri bisa dipenuhi.

"Tahun 2015 impor jagung 3,8 juta ton, sekarang tinggal 800.000. Produksi jagung sudah ada 3 juta ton yang dihasilkan para petani, (produksinya) padinya yang perlu dikejar," jelasnya.

"Ini saya harus acungkan jempol petani yang tanam jagung, lalu padinya ini harus dikejar agar tidak impor," lanjutnya.

Negara yang Jadi Tujuan Impor Beras RI

Realisasi impor beras Indonesia sendiri mengalami peningkatan. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), realisasi impor beras di bulan Oktober 2023 sebanyak 311.394.115 kilogram (kg). Angka tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan realisasi impor beras di bulan yang sama tahun 2022 yang hanya sebanyak 12.999.012 kg.

Sedangkan untuk volume impor beras mulai Januari hingga Oktober 2023 sebanyak 2.098.342.325 kg. Jika dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun 2022, angka tersebut naik 595,49% karena hanya tercatat sebanyak 301.706.158 kg di tahun 2022.

Saat ini impor beras paling banyak berasal dari Thailand yang di 2023 tercatat sebanyak 984.642.850 kg. Kemudian disusul negara Vietnam dengan jumlah akumulasi sebanyak 946.300.250 kg.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan sendiri sempat mengemukakan alasan Indonesia impor beras di tahun 2022.

Itulah informasi terkait alasan Indonesia sulit stop impor beras. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.