Bagikan:

MEMPAWAH - Presiden Joko Widodo meresmikan  injeksi bauksit perdana untuk proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 milik PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) yang berlokasi di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Menurut Jokowi, pembangunan fase pertama smelter hasil kerja sama PT Aneka Tambang dan PT Inalum ini merupakan usaha Indonesia untuk menyongsong masa depan menjadi negara industri.

"Ini usaha kita menyongsong Indonesia menjadi negara industri. Kita mengolah Sumber Daya Alam kita sebdiro dan tidak ekspor bahan mentah," ujar Jokowi dalam sambutannya pada peresmian injeksi bauksit perdana SGAR di Mempawah, Selasa, 24 Februari.

Jokowi bilang, sejatinya kegiata ekspor bahan mentah telah dilakukan lebih dari 400 tahun yang lalu sejak masa VOC yang dimulai dengan ekspor rempah-rempah.

Hasilnya, lanjut dia, negara pengimpor bahan mentah dari Indonesia telah menjadi negara maju; sementara Indonesia yang memiliki sumber daya alam tidak bisa berkembang menjadi negara maju.

"Negara maju betul-betul sudah kecanduan impor bahan mentah kita sehingga saat mau hilirisasi pasti diganggu mereka tidak terima, mereka tidak mau," sambung Jokowi.

Menurutnya dengan adanya konflik geopolitik global, resesi serta pandemi COVID-1, negara maju mulai mengalihkan perhatiannya dari usaha Indonesia melakukan hilirisasi sumber daya alam dan mineralnya.

Lebih lanjut, Jokowi berharap dengan berdirinya smelter alumina ini RI bisa menyetop ekspor bahan-bahan mentah.

"Stop! Mengekspor bahan-bahan mentah, olah sendiri, karena nilai tambahnya akan diperoleh masyarakat, negara dan itu kelihatan sekali. Lompatan nilai tambah itu kelihatan sekali angka-angkanya," sambung dia.

Ia juga berharap dengan adanya SGAR ini impor 56 persen bahan baku dari luar negeri tidak perlu lagi dilakukan karena RI.

"Oleh sebab itu setelah ini selesai berproduksi impor yang 56 persen ini bisa kita stop. Enggak impor lagi, kita produksi sendiri di dalam negeri dan kita tidak kehilangan divisa," tandas Jokowi.