JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pernah menargetkan banjir Jakarta bisa surut selama enam jam. Sayangnya pada banjir hari ini, air belum surut juga setelah berlangsung sejak dini hari.
Kata Anies, penyebab genangan tidak mampu surut dengan cepat bukan cuma diakibatkan dari tingginya intensitas hujan lokal, melainkan juga kiriman air dari kawasan hulu.
"Betul. Jadi kita enam jam sesudah airnya surut di sungai, kembali normal, atau enam jam sesudah hujannya berhenti. Nah, yang terjadi adalah hujannya berhenti, tapi aliran dari hulu masih jalan terus. Sehingga, di situlah menjadi kendala tersendiri," kata Anies di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Sabtu, 20 Januari.
Oleh sebab itu, Anies menyebut jajaran Pemprov DKI mesti bekerja ekstra menangani genangan yang terjadi akibat hujan lokal, serta kiriman air yang datang lewat aliran sungai.
"Air kiriman dari kawasan hulu yakni Bogor, dan kawasan tengah itu kawasan Depok, itu sekarang dalam perjalanan ke Jakarta. Nah, dalam perjalanan ke Jakarta itu tentu berdampak pada kawasan kawasan yang ada di sekitarnya," ujar dia.
BACA JUGA:
Karena itu, Anies akan memprioritaskan penanganan kepada warga yang tedampak banjir. Mulai dari persiapan tempat pengungsian, hingga evakuasi warga yang terjebak di pemukiman.
“Prioritasnya adalah keselamatan, memastikan warga yang terdampak bisa memiliki tempat istirahat sementara. Begitu air surut mereka bisa kembali ke rumahnya. Selama mereka di sana kebutuhan pangan, kebutuhan layanan kesehatan dipastikan tersedia. Insyaallah begitu surut, mereka bisa kembali berkegiatan,” ujarnya.
Berdasarkan data per pukul 09.00 WIB, RT yang terdamapak jumlahnya sebanyak 200 RT dari total 30.070 RT. Kemudian, ada 26 lokasi pengungsian, dengan total 329 KK dari total 2,4 juta KK yang ada di Jakarta.
Pemprov DKI menyiapkan dapur umum untuk para pengungsi. Selain itu, disiapkan juga tenda isolasi mandiri covid bagi mereka yang memiliki gejala atau terdeteksi dari tes antigen. "Obat-obatan dan prasarana juga kita siapkan," ucapnya.