Bagikan:

JAKARTA - Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Bima Arya Sugiarto memaparkan strategi calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabumi Raka dalam mengatasi permasalahan pendidikan dan penciptaan lapangan kerja.

Menurutnya Gibran yang pernah sekolah di Singapura memahami kunci kemajuan peradaban sangat bergantung pada kesiapan sumber daya manusia (SDM).

"Melesatnya Singapura menjadi negara maju sangat ditentukan oleh sistem kaderisasi kepemimpinan. Tugas pemimpin hari ini adalah menyiapkan pemimpin masa depan. Kualitas seorang pemimpin juga ditentukan okeh sejauh mana dia berpikir untuk regenerasi. Ini ciri khas pemimpin visioner," kata Bima dalam keterangan tertulis, Kamis 28 Desember.

Bima menyampaikan, Gibran menguasai data dan persoalan di lapangan dalam hal link and match antara kesempatan kerja dan kurikulum pendidikan serta ketersediaan tenaga kerja.

Berbekal pengalaman sebagai Wali Kota Solo, kata dia, Gibran dinilai sering berkutat dengan berbagai inovasi dan kolaborasi dalam dunia ekonomi kreatif dan teknologi yang membutuhkan tenaga kerja yang sesuai.

"Mas Gibran sangat mengerti bahwa Visi Indonesia Emas dalam hal hilirisasi dan energi misalnya, tak akan terwujud tanpa kita pastikan kesesuaian antara peluang dan kesiapan," ujarnya.

Bima mengklaim Gibran memiliki data yang komprehensif tentang peluang dan tren global di masa depan. Hal itu menjadi salah satu andalan Gibran dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah

"Mas Gibran punya data yang komprehensif tentang peluang dan tren global di masa depan. Seperti green economy & waste management, carbon trading and energy serta digitalisasi. Saya yakin bahwa mas Gibran akan bisa melakukan evaluasi dan kemudian menyesuaikan sistem pendidikan kita agar Indonesia bisa menjadi pemenang di 2045," papar Wali Kota Bogor tersebut.

Seperti diketahui, Kementerian PPN/Bappenas menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dalam mendukung pelaksanaan Visi Indonesia Emas 2045, mewujudkan Indonesia sebagai "Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan".

Terdapat lima visi yang diusung, yakni pendapatan setara negara maju, kemiskinan menuju 0 persen dan berkurangnya ketimpangan, kepemimpinan dan pengaruh di dunia internasional meningkat, daya saing sumber daya manusia meningkat, dan intensitas emisi GRK menurun menuju Net Zero Emission.