JAKARTA - Warga Australia dilanda panic buying setelah adanya imbauan dari pemerintahnya untuk mengarantina diri sendiri karena penyebaran virus corona atau COVID-19.
Mereka berbondong-bondong mulai membeli persediaan untuk bertahan selama satu atau dua minggu selama masa isolasi. Akibatnya terjadi kelangkaan produk-produk kebersihan utamanya tisu toilet. Tapi kenapa tisu toilet?
Menurut pantauan CNN, warga Australia berbondong-bondong memborong tisu toilet sampai beberapa supermarket terlihat melompong persediaannya. Hal itu terlihat di beberapa toko retail di Kota Brisbane sejak Rabu, 4 Maret.
Menanggapi hal tersebut salah satu supermarket terbesar Australia Woolworths akan membatasi orang yang berbelanja, khususnya tisu toilet di sana. Tujuannya, agar pelanggan yang lain dapat mengakses barang kebutuhan untuk sanitasi tersebut.
BACA JUGA:
Seperti diketahui antrean panjang yang terjadi di toko-toko dan pengecer semakin meluas untuk memenuhi persediaan produk pembersih. Bahkan Kepala petugas medis Australia, Brendan Murphy mendesak orang untuk tidak panik dalam membeli persediaan.
Saking langkanya, sebuah surat kabar Australia The NT News mencetak delapan halaman tambahan untuk digunakan sebagai tisu toilet. Delapan halaman paling belakangnya dibiarkan kosong, kecuali ada gambar watermark dan batas untuk memotong kertas tersebut itu agar bisa digunakan sebagai tisu.
YES, WE ACTUALLY DID PRINT IT #toiletpapercrisis pic.twitter.com/jusP50ojYu
— The NT News (@TheNTNews) March 4, 2020
Hal itu ternyata bukan hanya terjadi di Australia. Mengutip The Conversation, beberapa negara seperti Jepang, Amerika Serikat dan Selandia Baru juga mengalami kelangkaan barang sanitasi. Kini tisu toilet menjadi barang langka yang sangat berharga di sana. Tapi kenapa tisu toilet?
Menurut Dosen Senior Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Pekerjaan Sosial Universitas Teknologi Queensland, Niki Edwards, kertas toilet tak ubahnya keperluan dasar banyak orang. Edwards menyebutnya sebagai barang kendali. "Kita sering menggunakannya untuk merapihkan atau membersihkan," katanya masih dikutip The Conversation.
Orang-orang di Australia khususnya tidak tertarik dengan barang substitusi. Rak-rak supermarket masih penuh dengan tisu lembaran dan handuk kertas lainnya.
Kata Edwards, ketika orang mendengar tentang virus corona, mereka takut kehilangan kendali. "Dan tisu toilet merupakan cara untuk mengendalikan kebersihan," katanya.