Bagikan:

JAKARTA - Penggunaan tisu toilet sudah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi banyak orang. Fungsi utamanya adalah untuk membersihkan diri setelah buang air. Namun, belakangan ini banyak kabar beredar terkait higienitas tisu toilet yang dinilai bisa sebabkan infeksi jamur. Benarkah demikian? 

Penggunaan tisu toilet yang memicu infeksi jamur sebenarnya merujuk pada tisu yang diputihkan dengan bahan kimia, serta memiliki aroma tertentu. Tapi terkait hal ini, pakar kesehatan seksual wanita Sherry Ross MD OB/GYN mengatakan secara umum tisu toilet tidak menyebabkan infeksi jamur.

"Meskipun setiap orang memiliki kepekaan yang berbeda, praktik pembuatan tisu toilet memiliki pedoman keselamatan bawaan untuk melindungi orang dari penyerapan sejumlah bahan kimia berbahaya ke dalam tubuh," kata Dr. Ross seperti dikutip Antara.

Ini berarti tidak semua merk tisu toilet dapat menyebabkan iritasi potensial. Tisu toilet yang dibuat dengan pewangi, pemutih klorin, dan bahan tambahan tisu yang berpotensi berbahaya lainnya, seperti pewarna berbasis minyak bumi, dapat menyebabkan iritasi kulit dan ketidaknyamanan pada beberapa orang, kata Dr. Ross.

Bahan-bahan tersebut lebih mungkin menyebabkan iritasi ringan pada vagina atau vulva, pada seseorang yang memiliki kulit sangat sensitif atau alergi, daripada menyebabkan pertumbuhan jamur.

Satu studi kasus lama tahun 2010 di Canadian Family Physician memang meneliti seorang wanita yang infeksi jamurnya hilang setelah mengganti tisu toilet yang diputihkan dengan tisu toilet yang tidak diputihkan.

Namun, ini hanya satu kasus yang belum pernah terulang selama lebih dari satu dekade, jadi penelitian lebih lanjut perlu dilakukan.

Ross mengatakan jika tidak mengalami rasa gatal atau iritasi atau infeksi jamur yang berulang, maka tidak ada alasan untuk membuang tisu toilet atau menggantinya dengan merek baru.

"Jika Anda mengalami infeksi jamur yang berulang, tidak ada salahnya mencari merek yang bebas pewangi, bebas pewarna, tidak diputihkan, atau terbuat dari bahan alami untuk meminimalkan risiko iritasi dan ketidaknyamanan," katanya.

Karena infeksi jamur dapat disebabkan oleh belasan penyebab (secara harfiah) yang berbeda, termasuk kebiasaan makan, sistem kekebalan tubuh, dan pilihan pakaian.