JAKARTA - Dua orang di wilayah Depok, Jawa Barat terinfeksi virus corona atau COVID-19. Ratusan spesimen dari mereka yang dipantau pemerintah, dinyatakan negatif dari virus tersebut. Namun, belakangan muncul kekhawatiran virus tersebut terbawa oleh hewan peliharaan.
Kekhawatiran semacam ini sebenarnya cukup bahaya jika tak segera dijawab. Apalagi, di awal bulan Februari saat kasus penularan COVID-19, akibat termakan berita hoaks, sejumlah kucing dan anjing mati setelah dilempar dari salah satu apartemen di Kota Tianjing, Provinsi Hubei, China yang saat itu menjadi pusat persebaran virus. Selain anjing, dilansir dari The Sun, terdapat sejumlah kucing dalam kondisi mengenaskan setelah mengalami hal yang sama.
Menanggapi kekhawatiran tersebut, pendiri Let's Adopt Indonesia! Carolina Fajar meminta masyarakat tenang dan tak termakan isu hoaks terkait penyebaran corona lewat hewan peliharaan. Sebab, menurutnya sampai saat ini belum ada pembuktian jika hewan peliharaan seperti anjing ataupun kucing bisa terinfeksi virus tersebut.
"Sampai saat ini belum ada bukti atau laporan (demikian)," kata Caroline kepada VOI lewat pesan singkat, Kamis, 5 Maret.
Meski begitu, dia meminta masyarakat tak sembarang memegang kucing ataupun anjing liar yang mereka temui di lingkungan mereka.
"Untuk berjaga-jaga, pemilik hewan peliharaan sebaiknya menghindari kontak dengan hewan yang tidak mereka kenal dan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah mereka berinteraksi dengan hewan," ujarnya.
Jika si pemilik hewan dinyatakan terjangkit COVID-19, Caroline menjelaskan mereka harus menghindari kontak dengan kucing ataupun anjing peliharaannya.
"Jika pemilik harus tetap merawat hewan peliharaan mereka atau berada di dekat hewan lain ketika mereka sakit, mereka harus cuci tangan sebelum dan sesudah interaksi dengan hewan dan menggunakan masker," ungkapnya.
Selain itu, berdasarkan saran dari American Veterinary Medical Association, Carolina meminta agar pemilik hewan tak melupakan peliharaannya dalam perencanaan darurat, serta persediaan makanan dan obat mereka selama dua minggu.
Meski disebutkan kucing maupun anjing tak bisa terjangkit virus COVID-19, namun faktanya di China ada seekor anjing yang positif mengidap virus tersebut berdasarkan hasil tes yang mengambil sampel dari hidung dan rongga mulut anjing. Dilansir dari CNN, ini adalah kali pertama ada anjing yang positif terjangkit virus tersebut.
Si anjing yang tak memiliki gejala infeksi tersebut akan kembali di tes dan dipantau hingga negatif hasilnya. Otoritas setempat juga memastikan anjing peliharaan ini bakal dikarantina selama 14 hari.
BACA JUGA:
Hanya saja, walau hasil tes menunjukkan positif, menurut Agriculture, Fisheries and Conservation Department (AFCD) Hong Kong dan WHO, anjing maupun kucing tak terbukti bisa tertular virus tersebut. Jadi dalam kasus tersebut, walau hasil tes si anjing positif tapi bukan berarti dia terinfeksi.
Dalam laporan tersebut, disebutkan juga ketakutan semacam ini sebenarnya juga terjadi saat wabah SARS melanda China di tahun 2003 dan menewaskan 280 orang di Hong Kong.
Menurut kepala ahli bedah hewan SPCA Hong Kong, Jane Gray yang bekerja saat epidemi SARS terjadi mengatakan sangat kecil kemungkinan virus tersebut ditemukan pada kucing. Kalaupun ditemukan, tak ada bukti juga kalau virus itu bisa menjangkiti manusia.
Begitu juga dalam kasus COVID-19. Virus itu mungkin bisa menjangkit hewan peliharaan seperti kucing maupun anjing tapi jenisnya berbeda dan tak akan menyebabkan gangguan pernapasan.