Bagikan:

JAKARTA – Debat calon wakil presiden (cawapres) dinidebat calon wakil presidenlai belum konkret karena tidak menghasilkan solusi terkait permasalahan di bidang ekonomi, perdagangan maupun infrastruktur di masa depan.

Menurut akademisi dari Universitas Muria Kudus, Darsono, saat pelaksanaan debat 22 Desember yang lalu, ketiga cawapres yakni Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD masih memaparkan hal-hal yang bersifat makro dan generik.

“Belum terlihat secara signifikan bagaimana solusi yang ditawarkan dengan berbasis endowment terpasang. Semoga berikutnya bisa mengerucut tentang apa yang dilakukan secara reliable,” ujarnya, Minggu 24 Desember.

Selain itu, pembahasan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang seharusnya menjadi hal penting untuk diperdebatkan terkait keberlanjutannya juga tidak menunjukkan argumentasi yang konkret dari ketiga cawapres.

Sebab, semua cawapres hanya fokus pada argumentasi subjektif. Darsono mengungkapkan, seharusnya ketiga cawapres fokus pada perdebatan tentang jaminan pemerataan di seluruh daerah jika IKN dilanjutkan ataupun tidak dilanjutkan.

Pemerataan pembangunan, lanjut dia, baik di bidang infrastruktur maupun ekonomi merupakan hak seluruh masyarakat Indonesia. Karena itu, akan lebih baik bila ketiga cawapres mampu menjelaskan jaminan kesejahteraan kepada masyarakat melalui program IKN.

“Melanjutkan IKN dengan beban biaya yang cukup besar apakah menjamin pemerataan ekonomi? Jangan-jangan justru akan menambah beban biaya yang menjadi boomerang bagi masyarakat Indonesia. Argumentasi yang memberikan jaminan atas pemerataan dengan biaya yang cukup besar, tidak disampaikan dalam debat,” tutup Darsono.