JAKARTA - Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir mengkritik cara pemerintah menangani perang melawan Hamas, mengulangi tuntutannya agar teroris dieksekusi dan menyatakan dia tidak akan berada dalam koalisi, jika serangan militer tidak dilanjutkan dengan kekuatan penuh.
Menegaskan kelompok militan Hamas masih tidak terpengaruh setelah 73 hari perang, Ben Gvir keberatan dengan keputusan pemerintah membiarkan bantuan masuk ke Jalur Gaza, mengatakan kepada wartawan pada pertemuan faksi sayap kanan Otzma Yehudit di Knesset, "Anda tidak boleh mendatangkan 200 truk bahan bakar, Anda tidak perlu mentransfer uang ke pejabat mana pun," sebutnya, melansir The Times of Israel 18 Desember.
"Anda tidak boleh berhenti sejenak dan jangan membiarkan musuh-musuh kita menetapkan kondisi yang mengejutkan untuk pembebasan para sandera," tegasnya, sambil menyerukan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk "mengikuti cara Ben Gvir dan bukan (pemimpin Partai Persatuan Nasional Benny) Gantz."
"Setiap hari sandera tidak dikembalikan, kita harus membunuh (pejuang) Nukbha lainnya," katanya, mengacu pada pasukan elit Hamas yang berpartisipasi dalam kekejaman 7 Oktober.
"Mereka menembakkan roket dari daerah evakuasi kemanusiaan, mereka menembaki tentara kami, dan kami melanjutkan tindakan kemanusiaan dan tindakan kemanusiaan. Waktunya untuk mengambil keputusan telah tiba," tandasnya.
BACA JUGA:
Ben Gvir sebelumnya mengancam akan menjatuhkan pemerintah selama gencatan senjata sementara bulan lalu, dengan menyatakan "menghentikan perang sama dengan menghancurkan pemerintah."
Diketahui, Ben Gvir juga telah berulang kali menganjurkan Israel untuk mengeksekusi teroris Hamas, sebuah kebijakan yang ditentang oleh keluarga para sandera, yang memperingatkan tindakan tersebut akan membahayakan orang-orang yang mereka cintai yang ditahan di Gaza.