Terawan Bikin Vaksin Nusantara, PDIP: Berpotensi Jadi <i>Game Changer</I>
Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (Foto: Irfan Meidianto)

Bagikan:

JAKARTA - Lama tak terdengar kabarnya, mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto ternyata sibuk mengembangkan Vaksin Nusantara untuk memerangi COVID-19. Hal ini mendapatkan apresiasi dari Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris.

Dia bahkan mengucapkan selamat kepada Terawan dan timnya yang telah berhasil menyelesaikan uji klinis tahap pertama untuk mengembangkan vaksin tersebut.

"Kami ingin sampaikan ucapan selamat kepada dr Terawan dan tim peneliti Vaksin Nusantara yang sudah berhasil menyelesaikan uji klinis tahap satu dengan baik. Tentunya kita mengapresiasi," kata Charles dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Kamis, 18 Februari.

Dia juga menilai, vaksin ini ke depan berpotensi menjadi game changer karena memiliki metode dan teknologi yang berbeda dengan vaksin yang sudah ada sebelumnya. Sehingga diharapkan, ke depan, jika sudah melewati uji klinis lanjutan dan siap digunakan, vaksin ini dapat digunakan bagi orang yang memiliki penyakit koomorbid.

"Kita mengapresiasi kerja keras mereka dan sekaligus bangga dengan adanya penemuan anak bangsa yang berpotensi menjadi game changer dalam hal vaksinasi terhadap covid19. Seperti yang sudah ramai diberitakan, vaksin Nusantara ini menggunakan metode dan teknologi yang berbeda dengan vaksin yang sudah bereda," ungkapnya.

"Semoga vaksin Nusantara bisa lolos tahapan-tahapan uji klinis berikutnya dengan baik," imbuh politikus PDIP ini.

Diberitakan sebelumnya, Vaksin Nusantara ini sudah dikembangkan oleh mantan Kepala RSPAD Gatot Subroto ini sejak dirinya menjabat sebagai Menteri Kesehatan sebelum digantikan oleh Budi Gunadi Sadikin.

Terawan mengatakan hasil uji klinis vaksin nusantara berjalan dengan baik. Bahkan, vaksin itu diklaim bersifat personal dan bisa digunakan semua kalangan termasuk yang memilik komorbid (penyakit penyerta).

"Tentunya konsep generalized harus diubah menjadi konsep personality individual vaccination," ucap Terawan dilansir dari Kompas TV, Rabu, 17 Februari.

Dalam proses pembuatan vaksin nusantara ini, kata Terawan, harus melewati proses inkubasi selama kurang lebih 7 hari. Hingga nantinya akan menjadi vaksin individual atau personal.

"Intinya adalah dari setiap kita punya dendritic cell tinggal dikenalkan antigen COVID-19 sehingga akan menjadi punya memory dendritic cell itu terhadap COVID-19," ujarnya.

Dia juga mengklaim vaksin ini akan memberikan kekebalan tubuh dalam waktu yang cukup lama. Sebab, vaksni ini menggunakan bahan serum darah dari masing-masing individu.