SUMBAR - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyampaikan dua pesan kepada para wisudawan Universitas Negeri Padang (UNP) Sumatera Barat (Sumbar).
"Pertama, setelah keluar dari gedung ini (wisuda) saudara akan masuk ke laboratorium yang sesungguhnya yaitu kehidupan masyarakat itu sendiri," kata Mahfud MD saat menyampaikan orasi ilmiah di Padang, Minggu 17 Desember, disitat Antara.
Kepada wisudawan UNP, Menkopolhukam mengingatkan agar setiap lulusan berhati-hati ketika masuk ke lingkup masyarakat. Sebab, jika gagal, maka akan berpengaruh pada jenjang kehidupan jangka panjang.
Ia menganalogikan di perguruan tinggi mahasiswa yang gagal dalam satu mata kuliah maka bisa kembali mengulang pada semester berikutnya. Namun, berbeda halnya ketika gagal atau salah di tengah-tengah masyarakat maka cukup sulit untuk memperbaikinya.
Pesan kedua, lanjut dia, ijazah hanya sebagai bukti bahwa seseorang ahli dalam bidang tertentu. Namun, ijazah belum tentu menandakan seseorang adalah barisan intelektual.
BACA JUGA:
Di hadapan wisudawan, ia kembali menyampaikan ucapan yang pernah disampaikan Bung Hatta Wakil Presiden Ke-2 RI yang berbicara tentang tanggung jawab inteligensia. Saat itu Bung Hatta mengatakan sarjana belum tentu intelek.
Alasannya, sarjana merupakan suatu keahlian informal sedangkan intelektualitas adalah kemuliaan moral. Oleh karena itu, setiap lulusan harus mampu menjadi seorang intelek bukan hanya sebatas sarjana.
"Kerap kali kesarjanaan itu bisa digunakan sebagai alat untuk menipu," ujar alumni Universitas Gadjah Mada tersebut.
Misalnya, seorang ahli hukum seperti pengacara, akademisi, hakim, jaksa dan sebagainya sengaja menggunakan keahliannya untuk menipu orang. Dengan kata lain pasal-pasal hukum tersebut tidak dapat diperjualbelikan.
"Tapi, kalau Anda menjadi seorang intelektual maka yang bertumpu di hati adalah moral," tandasnya.