Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Mongolia menyerukan lebih banyak dukungan dari Rusia, Inggris dan negara-negara lain untuk memulangkan ratusan artefak budaya, beberapa di antaranya berusia lebih dari dua milenium.

Artefak penting tersebut termasuk surat dari perdana menteri pertama Mongolia yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Dinasti Manchu Tiongkok, yang saat ini disimpan di Perpustakaan Inggris, London, kata Pemerintah Mongolia dalam sebuah pernyataan.

Artefak yang terkait dengan negarawan Persia Rashid al-Din yang bekerja di istana beberapa penguasa Mongol di Persia pada abad ke-13 dan ke-14 disimpan di Museum Edinburgh, lanjut pernyataan itu, dilansir dari Reuters 10 Desember.

Dalam beberapa dekade terakhir, banyak negara, termasuk bekas jajahan kekaisaran Eropa, telah meminta pengembalian artefak budaya dan sejarah yang diambil bertahun-tahun lalu. Banyak di antaranya disimpan di museum dan enggan menyerahkan koleksinya.

Mongolia telah mencapai kemajuan dalam mengklaim kembali artefak budayanya. Beberapa waktu lalu, Amerika Serikat mengembalikan fosil dinosaurus yang diambil dari Mongolia, termasuk tengkorak alioramus, versi lebih kecil dari tyrannosaurus rex yang hidup 70 juta tahun lalu.

"Kami berkumpul di sini untuk menyaksikan kembalinya fosil dinosaurus dari Amerika Serikat ke tanah air mereka, Mongolia. Fosil-fosil ini, yang dulu hilang ditelan waktu dan jarak, kini menemukan jalan kembali ke daratan, tempat mereka pertama kali ditemukan,” kata Menteri Luar Negeri Mongolia Battsetseg Batmunkh dalam seremoni pengembalian Bulan Agustus lalu, melansir situs US Immigration and Customs Enforcement.

"Perjalanan luar biasa dari artefak-artefak ini menunjukkan kekuatan diplomasi kolaboratif dan dedikasi yang kuat untuk melestarikan warisan budaya kita. Saya dengan senang hati mengakui kontribusi berharga dari aparat penegak hukum dan agen khusus, lembaga, pengacara, hakim, upaya kolektif kita menunjukkan potensi untuk secara efektif memerangi penyelundupan ilegal, baik secara bilateral maupun multilateral," tandasnya.

Pada sebuah forum di Rusia bulan lalu, Menteri Kebudayaan Mongolia Nomin Chinbat juga meminta bantuan Moskow untuk mengidentifikasi dan mengembalikan artefak yang dikirim ke Rusia untuk tujuan penelitian dan restorasi seratus tahun lalu, termasuk artefak dari Dinasti Hunnu 2.000 tahun lalu yang digali dari Noyon, situs pemakaman Uul oleh penjelajah Rusia Pyotr Kozlov pada tahun 1920-an.

“Saya berterima kasih kepada negara-negara yang telah mendukung Mongolia dalam pekerjaan penting ini sejauh ini, dan berharap dapat bekerja sama dengan lebih banyak mitra internasional kami dalam inisiatif penting ini dengan semangat persahabatan dan saling menghormati,” kata Chinbat.