Bagikan:

JAKARTA - Pemprov DKI telah membuka posko tanggap virus COVID-19 atau corona. Selama dibuka, layanan telepon posko tanggap tersebut sudah melayani 2.689 panggilan dari warga. 

Layanan telepon dengan nomor sambung 112 dan 119 ini telah dibuka sepekan lalu, yakni 27 Januari hingga kini. Jadi, sebelum ada pengumuman dua WNI positif terinfeksi corona, layanan telepon telah dibuka. 

Setelah warga mengetahui virus corona sudah masuk ke Indonesia, pada 2 Maret lalu, sambungan telepon layanan siaga makin membludak. 

"Sehingga, intensitas kegiatan yang dilakukan okeh teman-teman di posko memang cukup tinggi. Mengingat, sejak awal sudah ada kewaspadaan sinyal dari global maupun Indonesia," ujar Asisten Bidang Kesejahteraan Rakyat DKI Catur Laswanto di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis, 5 Maret. 

Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti melanjutkan, sebagian besar penelepon bukan datang dari warga DKI, melainkan penduduk provinsi lain. Namun, mereka punya kekhawatiran yang sama, yakni takut akan mengidap virus corona dengan gejala kesehatan yang mereka alami. 

Padahal, belum tentu kondisi tubuh yang masing-masing penelepon alami merupakan gejala terinfeksi virus yang berasal dari negeri China tersebut. Namun, karena tak semua memahami gejala corona, mereka memutuskan untuk meyakinkan hal tersebut lewat posko siaga ini. 

"Penelepon itu bermacam-macam. Pertama terkait dengan apa yang ditanyakan, mulai dari konsultasi gejalannya, (pertanyaan) seperti apa gejala yang terkait dengan covidnya itu sendiri, sampai dengan kalau sakit harus ke mana," kata Widyastuti. 

"Jadi, berbagai informasi maupun kalau seandainya pernah ketemu atau berpergian keluar negeri yang terjangkit itu harus seperti apa harus kemana, itu kita guidance," lanjut dia. 

Sebagai catatan, saat ini sudah ada 145 orang yang masuk dalam pemantauan dan 30 pasien dalam pengawasan (suspect) virus corona di seluruh rumah sakit se-Jakarta. Namun, kondisi mereka belum tentu positif corona. Baru ada 2 pasien yang dinyatakan positif cornoa. 

Orang yang mendapat pemantauan adalah mereka yang baru tiba di Jakarta setelah pergi ke negara asal virus corona. Sementara, untuk terhadap orang dalam pengawasan adalah mereka yang mengidap pneumonia atau radang paru-paru usai pergi dari luar negeri. 

Untuk menampung pasien tersebut, Pemprov DKI bakal menambah dua rumah sakit rujukan kepada warga yang terinfeksi Virus Corona (COVID-19). Rencana ini sedang dikoordinasikan dengan Kementerian Kesehatan.

Rumah sakit yang dalam tahap usulan adalah RSUD Pasar Minggu dan RSUD Cengkareng. Alasan pemilihan dua rumah sakit ini karena berlokasi di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Hal ini dikarenakan tiga rumah sakit sebelumnya berada di Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara.