Bagikan:

JAKARTA - Kasus kematian empat anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan menyedot perhatian publik. Poolisi masih menelusuri tanda-tanda kekerasan yang ada pada tubuh empat anak yang ditemukan membusuk di rumah kontrakan.

”Masih pemeriksaan lebih lanjut," kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Kombes Hery Wijatmoko, Jumat, 8 Desember.

Belum ada penjelasan pihak berwenang soal pesan berupa tulisan berwarna merah di lokasi perkara.

Karena sudah menyedot perhatian publik yang begitu besar, kerja cepat dari polisi pun diharapkan untuk mengusut tuntas kasus ini dan apa motif  pelaku.

Berikut kronologi kasus kematian 4 anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan:

Awal Kasus

Kasus ini pertama kali diketahui oleh pihak kepolisian dari laporan warga yang mencium bau busuk di sebuah rumah kontrakan yang berlokasi di rumah kontrakan di Gang Roman Jalan Kebagusan Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

“Bau bangkai sampai bongkar plafon, nggak ketemu. Terus tadi pagi tetangga telpon saya, dia bilang “Pak Irwan tolong ada bangkai sebelah rumah Pak Panca. Tolong bersihkan bangkai di kamar mandi ada bau nggak enak’. Sudah begitu saja,” kata tetangga, Rabu 6 Desember.

Setelah pintu didobrak oleh warga dan polisi, terdapat empat jasad anak kecil yang sudah membusuk.

Diketahui 4 korban tersebut adalah Viona Audrey (6), Sopiya (4), Arsa (3), Aska (1).

Korban ditemukan sudah dalam kondisi membusuk berjajar di atas kasur pojok tembok

“Olah TKP, ke empat anak ini adalah anak-anak dari P dan istrinya D. Ditemukan berjajar di tempat tidur dalam kondisi meninggal dunia. Saat ini, TKP masih kami tutup, selanjutnya akan dilakukan olah TKP. akan kami laksanakan kolaborasi interprofesi antara doktor kemudian Labfor. Kami juga akan melakukan pemeriksaan psikolog forensik," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Ade Ary.

Pesan Tulisan Warna Merah

Tulisan merah dengan pesan "Puas bunda, tx for all” masih diselidiki oleh kepolisian.

Kabiddokkes Kombes Hery Wijatmoko belum bisa memberi penjelasan karena menunggu Labfor.

"Belum ada info dari labfor," katanya.

Pelaku yang merupakan ayah korban diketahui mencoba bunuh diri.

Pelaku bernama Panca (41)  ditemukan dalam keadaan terlentang di kamar mandi dengan pisau di tubuhnya pasca peristiwa itu terjadi.

Dugaan bunuh diri juga masih masih didalami Polisi, dan kini ayah yang diduga pelaku masih menjalani perawatan di RS Polri, Kramat jati, Jakarta Timur.

5  Saksi Diperiksa

Polres Metro Jakarta Selatan menyatakan kasus kematian 4 anak di Jagakarsa sudah naik status menjadi penyidikan.

"Perkembangan penangannya sudah meningkat dari penyelidikan ke penyidikan," jelas Kapolres Jakarta Selatan Kombes  Ade Ary kepada wartawan, Kamis 7 Desember.

Kepolisian sudah memeriksa lima orang saksi yakni keluarga dari P yang terduga pelaku, keluarga D dan tetangga sekitar.

Namun karena kondisi Panca (41) yang masih belum stabil dan masih menjalani perawatan, petugas masih belum melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Apabila nanti sudah stabil, kami akan melakukan pemeriksaan lanjutan, kemarin baru interogasi awal secara lisan," kata Ade.

 

Ibu Korban Dapat Pendampingan Psikologis

Istri korban, Devnisa kini masih dirawat di RSUD Pasar Minggu usai diduga mengalami kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) oleh suami yang diduga pelaku pembunuh 4 anak tersebut.

Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP), Mochamad Miftahulloh Tamar mengatakan pihaknya akan memberikan pendampingan psikologis terhadap Devnisa Putri.

Devnisa diketahui juga menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, yang diduga dilakukan suaminya, Panca.

“Kita juga ada rumah aman. Tapi nanti akan kita lihat lagi sebagaimana kebutuhannya. Tapi dari tim psikologis baik dari kami Dinas PPAPP dan juga dari dinas kesehatan itu ada nanti yang mendampingi,” ujar Tamar kepada wartawan, 7 Desember.