TKN Prabowo-Gibran Sentil Balik Cak Imin yang Gagal Paham Program Kartu Prakerja
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid (Nailin/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, merespons pernyataan calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), yang mengkritik program Kartu Prakerja.

Nusron menilai Cak Imin gagal paham dengan program Kartu Prakerja yang dijalankan pemerintah Presiden Joko Widodo itu.

"Mohon maaf Cak Imin, kayaknya gagal paham model pembelajaran dan pelatihan terbaru yang efektif dan efisien," ujar Nusron kepada wartawan, Jumat, 8 Desember.

Nusron pun menjelaskan manfaat dari program Prakerja. Salah satunya, mampu meningkatkan kemampuan dari para pesertanya. Bahkan, kata dia, ada yang sampai mendapatkan penghargaan internasional.

"Program ini terbukti efektif telah berhasil memberikan skilling, up-skilling, re-skilling. Serta mendapatkan penghargaan internasional," jelas mantan Kepala BNP2TKI itu.

Kepala Bappilu Partai Golkar ini lantas balik menyentil Cak Imin. Menurutnya, Ketua PKB itu mengkritik kartu Prakerja lantaran program tersebut tak berada di bawah naungan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).

"Mungkin Cak Imin berharap sejak awal program ini ada di Kemenaker yang Menterinya PKB," sindirnya.

Nusron menyebut, pemerintah memilih menugaskan Kemenko Perekonomian untuk menggarap program tersebut agar tidak menimbulkan masalah di Kemenaker.

"Oleh pemerintah dibuatkan unit khusus di bawah Kemenko Perekonomian. Karena masih ada isu governance di dalam internal Kemnaker. Temuan BPK dan sorotan aparat hukum banyak. Kalau ditaruh di sana (Kemnaker) nanti masalah," pungkasnya.

Sebelumnya, Calon wakil presiden Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), mengkritik program Kartu Prakerja yang dijalankan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Menurut dia, implementasi program tersebut tidak efektif.

Padahal, Prakerja awalnya bertujuan sebagai program pelatihan atau pemagangan calon pekerja yang dibiayai oleh pemerintah, bekerja sama dengan sejumlah lembaga.

Namun, dalam pelaksanaannya pada tahun 2020 lalu, penerima Kartu Prakerja hanya menjalani pelatihan bermodalkan tontonan atau tutor secara daring.

"Tujuan Prakerja itu untuk pemagangan sebetulnya. Lho, kok ini jadi nonton YouTube, bayar, yang sekarang ini. Prakerja itu kan nonton YouTube dibayar, yang bikin YouTube dibayar. Padahal, itu urgensinya apa? Transisi antara dunia pendidikan lulusan SMK, SMA, S1 yang akan ke dunia kerja," kata Cak Imin dalam launching 1 juta Jubir Desa Anies-Muhaimin di Cibubur, Jakarta Timur, Kamis, 7 Desember.