Bagikan:

JAKARTA - Direktur Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko,  menilai pengalaman Gibran Rakabuming Raka sebagai Wali Kota Surakarta akan sangat membantu untuk menghadapi debat Pemilu 2024.

"Beliau ini kan sudah pernah menjadi wali kota, sudah pernah ikut proses politik demokratis, artinya sudah menjadi eksekutif," kata Budiman yang juga anggota Dewan Pakar TKN di Jakarta Selatan, dikutip ANTARA, Kamis, 7 Desember. 

Menurut Budiman, Gibran telah berpengalaman sebagai pembuat keputusan terkait kebijakan publik yang langsung berdampak kepada masyarakat.

Budiman juga menilai Gibran memiliki pengalaman yang cukup untuk mencari solusi berkaitan dengan hajat hidup masyarakat. Modal itulah yang dinilai Budiman hanya dimiliki beberapa pasangan calon presiden dan wakil presiden.

"Bahwa dia pernah menjadi wali kota itu kan sebuah kelebihan yang menurut saya bisa dilakukan oleh dia sebagai wakil presiden Pak Prabowo Subianto," kata dia. 

Sebelumnya, KPU menegaskan pelaksanaan debat calon presiden dan calon wakil presiden dilakukan dengan merujuk pada UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Debat Pilpres 2024 dilakukan sebanyak tiga kali untuk calon presiden dan dua kali untuk calon wakil presiden.

Anggota KPU Idham Holik mengatakan akan menyampaikan kepada tim kampanye untuk menghadirkan semua paslon dalam setiap sesi debat. Hal tersebut tidak melanggar perundang-undangan.

Untuk debat calon presiden dan calon wakil presiden akan dilakukan sebanyak lima kali. Debat pertama temanya meliputi pemerintahan, hukum, hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.

Debat kedua, temanya salah satunya meliputi perekonomian, termasuk ekonomi kerakyatan maupun ekonomi digital. Kemudian tema debat ketiga meliputi pertahanan dan keamanan.

Selanjutnya, tema debat keempat meliputi pembangunan keberlanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa. Terakhir tema debat kelima meliputi kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.