Dua Pengamen Bergaya Punk dan Penuh Tato, Tapi Tega Aniaya Pelajar Berkebutuhan Khusus Gegara Tidak Dikasih Uang
Dua pengamen bergaya punk ditangkap usai aniaya pelajar berkebutuhan khusus/ Foto: IST

Bagikan:

JAKARTA - Unit Reskrim Polsek Cakung berhasil meringkus dua pengamen bertato pelaku pengeroyokan pelajar sekolah luar biasa (SLB) berkebutuhan khusus di sekitar lokasi kejadian.

Kedua pelaku ditangkap setelah polisi menerima laporan orangtua korban.

"Kedua pelaku berinisial MAW alias Bewok dan IA alias Peloy langsung ditangkap di lokasi yang sama. Barang bukti yang disita pakaian korban dan helm korban serta pakaian kedua pelaku saat kejadian," ucap Kanit Reskrim Polsek Cakung, AKP Kholid saat dikonfirmasi, Rabu, 6 Desember, sore.

Saat ditangkap, kedua pelaku mengakui perbuatannya. Mereka mengaku tidak memiliki pekerjaan tetap, kesehariannya hanya mengamen untuk mencari uang.

Selanjutnya, kedua pelaku digelandang ke Mapolsek Cakung guna proses lebih lanjut. Dari keterangannya, kedua pelaku juga hanya lulusan sekolah dasar (SD).

Berdasarkan hasil interogasi polisi, kedua pelaku mengaku telah mengeroyok korban berkebutuhan khusus karena kesal tak diberikan uang.

Kapolsek Cakung Kompol Panji Ali Candra mengatakan, dalam aksinya pelaku berinisial IA alias Peloy dan A (DPO) memukuli korban di bagian mata pelipis kanan.

"Pelaku A (DPO) mendorong helm korban sampai kebelakang. Kemudian pelaku MA membenturkan dahi dia ke dahi korban. Pemukulan dilayangkan oleh IA dan A (DPO)," kata Kompol Panji.

Setelah diperiksa oleh penyidik, pelaku berinisial IA pernah ditahan atas kasus serupa pada tahun 2019. Pelaku ditahan selama 10 bulan.

"Pelaku inisial IA, sudah pernah melakukan penganiayaan. Jadi ketika dia tidak dikasih uang, dia menganiaya korban," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang pelajar berkebutuhan khusus kelas 2 SLB mengalami sejumlah luka setelah dikeroyok oleh sekelompok pria pengamen jalanan dengan tubuh dipenuhi tato. Korban dikeroyok karena mengacuhkan para pelaku yang meminta uang saat mengamen.

Belakangan diketahui, korban mengacuhkan permintaan para pelaku karena dirinya menderita tuna rungu dan tuna wicara.

"Korban tuna rungu dan tuna wicara. Pelaku datang mengamen. Pelaku mengamen kecewa karena diacuhkan korban, korban tuna rungu," kata Kapolsek Cakung Kompol Panji Ali Candra kepada VOI, Rabu, 6 Desember.