BUKITTINGGI - Dua anggota Polda Sumbar atau Sumatera Barat menjadi korban erupsi Gunung Marapi, Minggu 3 Desember. Berdasarkan kronologi, keduanya pergi saat lepas dinas dan berniat liburan.
"Saya nyatakan ada, memang ada dan polisi kan manusia juga, mungkin ingin liburan juga," kata Kapolda Sumbar, Irjen Polisi Suharyono di Bukittinggi, Selasa 5 Desember.
Pernyataan tersebut disampaikan Kapolda Suharyono di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Kota Bukittinggi yang ditetapkan sebagai lokasi identifikasi para korban erupsi Gunung Marapi.
Suharyono mengungkapkan, dua anggota polisi yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi bertugas di Direktorat Samapta Bhayangkara (Sabhara) Polda Sumbar.
Kedua anggota polisi dari Polda Sumbar tersebut berangkat mendaki Gunung Marapi tanpa izin langsung dari pimpinan.
"Saya tidak tahu berangkatnya kapan, tetapi yang pasti itu Sabtu (2/12/2023) malam Minggu. Jadi, ini mungkin mengambil waktu libur," kata Suharyono.
Irjen Suharyono menduga kedua personel polisi tersebut naik Gunung Marapi dalam kondisi lepas dinas sebab erupsi terjadi pada Minggu 3 Desember.
Suharyono mengungkapkan, dua anggota polisi yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi bertugas di Direktorat Samapta Bhayangkara (Sabhara) Polda Sumbar.
Kedua anggota polisi dari Polda Sumbar tersebut berangkat mendaki Gunung Marapi tanpa izin langsung dari pimpinan.
"Saya tidak tahu berangkatnya kapan, tetapi yang pasti itu Sabtu malam Minggu. Jadi, ini mungkin mengambil waktu libur," kata Suharyono.
BACA JUGA:
Irjen Suharyono menduga kedua personel polisi tersebut naik Gunung Marapi dalam kondisi lepas dinas sebab erupsi terjadi pada Minggu pagi.
Sebelumnya, Polda Sumatera Barat telah mendirikan posko Disaster Victim Identification (DVI) di Kantor Wali Nagari Batu Palamo Kabupaten Agam untuk membantu para korban yang terdampak erupsi Gunung Marapi.